Tautan-tautan Akses

Kerajinan Kayu, Lukisan, dan Puisi Ungkap Jimmy Carter yang Introspektif


Mantan Presiden Jimmy Carter menandai papan yang akan dipotong saat ia bekerja dengan proyek Habitat for Humanity di Charlotte, N.C., 27 Juli 1987. (Mark Humphrey/AP)
Mantan Presiden Jimmy Carter menandai papan yang akan dipotong saat ia bekerja dengan proyek Habitat for Humanity di Charlotte, N.C., 27 Juli 1987. (Mark Humphrey/AP)

Jimmy Carter adalah seorang presiden, pekerja kemanusiaan, dan pemenang hadiah Nobel. Dia juga seorang pelukis, perajin kayu dan penyair. Karya-karya seninya merupakan unsur penting dalam kehidupan pribadinya dan membantunya dalam kehidupan publiknya.

Karya-karya seni itu menghasilkan jutaan dolar bagi pekerjaan The Carter Center, organisasi yang dibentuk Carter untuk penegakan hak asasi manusia. Dia membuat salib dan piring untuk persembahan di gereja tempat dia akan dimakamkan nanti.

Carter mulai melukis setelah beranjak dewasa dan ia senang melukis pemandangan dan orang-orang dari masa kecilnya. Puisinya mengungkapkan pemikiran terdalamnya tentang istrinya, Rosalynn, ayahnya, dan bahkan Perang Dingin.

Menciptakan karya seni memberi “kesempatan langka untuk privasi” di antara kehidupan publik, kata Carter. “Saat menyendiri, kita seperti berada di dunia lain yang sangat menyenangkan.” ‘Salah satu hadiah terbaik dalam hidup saya.’

Para pelayat di kampung halaman Carter akan melihat salib di altar yang ia buat dari kayu pohon maple dan piring-piring persembahan koleksinya yang ia buat dengan mesin bubutnya.

Orang-orang menghadiri acara peringatan yang diadakan di Gereja Baptis Maranatha, tempat mantan Presiden Jimmy Carter biasa beribadah, di Plains, Georgia, 30 Desember 2024. (Alex Wroblewski / AFP)
Orang-orang menghadiri acara peringatan yang diadakan di Gereja Baptis Maranatha, tempat mantan Presiden Jimmy Carter biasa beribadah, di Plains, Georgia, 30 Desember 2024. (Alex Wroblewski / AFP)

Mantan presiden itu menganggap dirinya seorang perajin yang “cukup mahir”. Chris Bagby, seorang tukang kayu di Atlanta yang tokonya sering dikunjungi Carter, setuju dengan anggapan itu.

Carter mempelajari dasar-dasar kerajinan kayu di pertanian milik ayahnya. Ketika itu Amerika sedang dalam masa Depresi Hebat. Kondisi itu menuntut orang untuk serba bisa.

“Saya membuat miniatur Gedung Putih,” kenangnya. Ia menegaskan bahwa ia membuat itu bukan karena ia berambisi ke Gedung Putih.

Selama mengabdi di Angkatan Laut, Jimmy dan Rosalynn Carter memilih perumahan militer tanpa perabotan supaya tidak membebani kehidupannya dengan gaji bulanan $300. Ia kemudian membuat sendiri perabotan di bengkel di pangkalan Angkatan Laut.

Sebagai presiden, Carter lebih menyukai mengutak-atik kayu daripada bermain golf. Ia menghabiskan waktu berjam-jam di bengkel kerajinan kayu di Camp David untuk membuat hadiah kecil bagi keluarga dan teman. [ps/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG