Ahli purbakala Lee Berger dari University of the Witwatersrand di Johannesburg menyebut penemuan itu tidak terduga dan luar biasa.
Ia mengatakan penemuan tersebut akan mempengaruhi studi tentang asal-usul manusia modern.
"Banyak tulang belulang yang ditemukan baru-baru ini seperti tulang pinggul primata betina yang belum sempat dimasukkan kedalam laporan ini. Tulang belulang primata jantan dan betina itu bisa berfungsi sebagai batu Rosetta, yakni peninggalan bangsa Mesir kuno yang sangat membantu dunia modern memahami huruf kebudayaan Mesir kuno," tambahnya.
Tim internasional beranggotakan 60 ilmuwan yang dipimpin Berger menemukan dua kerangka spesies baru yang diberi nama Australopithecus Sediba atau Manusia Kera dari Sediba Selatan. Berger mengatakan ada dua alasan mengapa nama itu dipilih.
"Sediba artinya sumur alam atau mata air dalam bahasa Sotho yang dipakai di Afrika Selatan. Kami berpendapat nama ini sangat cocok karena bukan hanya kerangka-kerangka itu ditemukan di sumur dalam tanah, tetapi juga karena kerangka-kerangka itu merupakan sumber informasi dan pengetahuan yang sangat berharga tentang nenek moyang kita, " jelas Berger.
Mahkluk Sediba mempunyai lengan yang sama panjangnya dengan lengan orangutan dengan tangan kuat yang pendek dan bisa bergerak seperti tangan manusia. Berger mengatakan Sediba mempunyai tulang pinggul yang serupa dengan manusia modern. "Kami berpendapat, mungkin saja Sediba ini adalah kerangka nenek moyang yang paling dekat dengan manusia. Kami berpendapat bahwa mungkin saja Sediba ini adalah calon kuat nenek moyang langsung homo erectus atau manusia modern, meskipun kami harus berhati-hati untuksementara ini," ujar Berger.
Berger mengatakan kerangka-kerangka yang ditemukan itu masih dalam kondisi baik dan meskipun sekitar 40 persen anggota tubuh masing-masing kerangka itu telah ditemukan, pencarian tulang-tulang yang lain tetap diteruskan dengan harapan suatu ketika kerangka-kerangka itu bisa lengkap. Berger mengatakan telah ditemukan tulang lengan atas yang lengkap.
“Saya katakan lengkap karena rangkaian tulang tersebut juga terdiri dari tulang belikat--yakni bagian tulang yang paling rapuh, tulang selangka dan seluruh lengan. Ini adalah tulang lengan atas lengkap dari primata purba yang pertama kali ditemukan," jelas Berger.
Fosil pertama ditemukan oleh putra Berger yang berusia sembilan tahun, Mathhew di cagar purbakala “Cradle of Human Kind” yang lokasinya tidak jauh dari penemuan fosil-fosil terkenal lainnya. Sampai sekarang belum dilakukan pengangkatan fosil. Semua fosil tulang itu ditemukan di sisa-sisa gua purba 30 sampai 50 meter di bawah tanah yang sudah berumur sekitar 1,9 juta tahun--sama dengan usia kerangka Sediba.
Berger mengatakan dua primata itu mungkin meninggal bersamaan atau selisih beberapa minggu dan agaknya saling mengenal.
Penemuan Berger dan Paul Dirks, mantan rektor Sekolah Geosains Universitas Witwatersrand Afrika Selatan diterbitkan dalam jurnal Science.