RABAT —
Berbicara hari Jumat dari Rabat, Kerry mengatakan ia berencana "mengevaluasi" langkah-langkah selanjutnya dalam proses perdamaian itu setelah apa yang disebutnya pilihan-pilihan "yang disesalkan" oleh kedua pihak.
Pembicaraan telah terancam oleh pembangunan permukiman di Tepi Barat yang terus menerus dilakukan oleh Israel, pembatalan pembebasan tahanan Palestina, dan upaya lebih lanjut Palestina untuk mendapat pengakuan dari PBB.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan, pemerintahan Obama sedang mengkaji-ulang perannya dalam proses perdamaian Israel-Palestina, setelah kedua pihak melanggar beberapa bagian dari persetujuan menuju ke solusi dua negara.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan, Presiden Barack Obama telah menegaskan upaya Amerika Serikat mencari perdamaian Timur Tengah bukanlah tanpa batas sementara Amerika menghadapi krisis dari Ukraina sampai Suriah dan program nuklir Iran.
“Ada batas waktu dan usaha yang dapat diberi Amerika kalau pihak-pihak yang bersangkutan sendiri tidak bersedia mengambil langkah yang konstruktif untuk melangkah maju,” kata Kerry.
Penilaian Kerry tentang prospek perdamaian Timur Tengah yang sangat pesimistis ini dikemukakannya setelah kabinet Israel tidak bersedia membebaskan sejumlah warga Palestina yang ditawan Israel, dan Palestina memutuskan untuk bergabung dengan 15 organisasi internasional yang akan dapat membawanya semakin dekat untuk mendapat pengakuan PBB.
Meskipun Israel dan Palestina tidak ada mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin meninggalkan proses perdamaian, Menteri Kerry mengatakan sudah saatnya untuk menghadapi kenyataan.
“Sayangnya, dalam beberapa hari belakangan kedua pihak telah mengambil langkah yang tidak membantu. Ini jelas bagi tiap orang. Jadi kami akan mengkaji dengan sangat hati-hati ke mana semua ini mengarah dan apa yang selanjutnya dapat dilakukan," ungkap Kerry.
“Para pemimpin harus memimpin”, kata Kerry. "Pihak-pihak yang bersangkutan sendiri harus membuat keputusan fundamental dan berkompromi." lanjutnya.
Tetapi setelah setahun berusaha mempertemukan kedua pihak, Israel dan Palestina saling-tuduh melakukan pelanggaran terhadap persetujuan yang menjadi pedoman pembicaraan yang dipimpin Menteri Kerry yang menurut rencana akan berlangsung sampai akhir bulan ini.
Pembicaraan telah terancam oleh pembangunan permukiman di Tepi Barat yang terus menerus dilakukan oleh Israel, pembatalan pembebasan tahanan Palestina, dan upaya lebih lanjut Palestina untuk mendapat pengakuan dari PBB.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan, pemerintahan Obama sedang mengkaji-ulang perannya dalam proses perdamaian Israel-Palestina, setelah kedua pihak melanggar beberapa bagian dari persetujuan menuju ke solusi dua negara.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan, Presiden Barack Obama telah menegaskan upaya Amerika Serikat mencari perdamaian Timur Tengah bukanlah tanpa batas sementara Amerika menghadapi krisis dari Ukraina sampai Suriah dan program nuklir Iran.
“Ada batas waktu dan usaha yang dapat diberi Amerika kalau pihak-pihak yang bersangkutan sendiri tidak bersedia mengambil langkah yang konstruktif untuk melangkah maju,” kata Kerry.
Penilaian Kerry tentang prospek perdamaian Timur Tengah yang sangat pesimistis ini dikemukakannya setelah kabinet Israel tidak bersedia membebaskan sejumlah warga Palestina yang ditawan Israel, dan Palestina memutuskan untuk bergabung dengan 15 organisasi internasional yang akan dapat membawanya semakin dekat untuk mendapat pengakuan PBB.
Meskipun Israel dan Palestina tidak ada mengatakan kepadanya bahwa mereka ingin meninggalkan proses perdamaian, Menteri Kerry mengatakan sudah saatnya untuk menghadapi kenyataan.
“Sayangnya, dalam beberapa hari belakangan kedua pihak telah mengambil langkah yang tidak membantu. Ini jelas bagi tiap orang. Jadi kami akan mengkaji dengan sangat hati-hati ke mana semua ini mengarah dan apa yang selanjutnya dapat dilakukan," ungkap Kerry.
“Para pemimpin harus memimpin”, kata Kerry. "Pihak-pihak yang bersangkutan sendiri harus membuat keputusan fundamental dan berkompromi." lanjutnya.
Tetapi setelah setahun berusaha mempertemukan kedua pihak, Israel dan Palestina saling-tuduh melakukan pelanggaran terhadap persetujuan yang menjadi pedoman pembicaraan yang dipimpin Menteri Kerry yang menurut rencana akan berlangsung sampai akhir bulan ini.