Persiapan jamuan kenegaraan butuh waktu berbulan-bulan, dan setiap perincian diperhatikan karena ini mungkin bentuk diplomasi yang paling ruwet: jamuan makan malam kenegaraan.
Sebagai ibu Negara Amerika Serikat (AS), Jill Biden, bersiap-siap pada Rabu (10/4) untuk menyelenggarakan jamuan kenegaraannya yang kelima untuk Perdana Menteri Jepang.
Nyonya Biden menjelaskan bahwa setiap perincian estetika, mulai dari pecah-belah yang digunakan di meja perjamuan, makanan dari dapur Gedung Putih, dekorasi State Dining Room, musik dan fesyen, semuanya bermakna diplomatik.
Makan malam ini, kata Nyonya Biden, juga sering mengacu pada pohon-pohon sakura Washington yang dihadiahkan oleh Jepang lebih dari satu abad yang lalu.
“Ketika para tamu duduk dikelilingi bunga-bunga, meja-meja dipenuhi dengan kupu-kupu kaca dan sutera, yang mengingatkan kita selagi kedua negara kami bergerak di tengah perubahan, kami melakukannya sebagai mitra perdamaian dan kemakmuran,” kata Jill Biden.
White House Historical Association menjelaskan apa yang dipertaruhkan dalam jamuan kenegaraan ini, “memeragakan kekuatan dan pengaruh global serta menetapkan irama dari kesinambungan dialog antara presiden dan kepala negara yang berkunjung.”
Roxanne Roberts, penulis gaya hidup di Washington Post, yang telah meliput jamuan kenegaraan selama lebih dari 30 tahun, berkomentar, “jamuan kenegaraan biasanya bagian paling tidak penting dari kunjungan kenegaraan, tetapi memperoleh perhatian paling besar,” katanya kepada VOA.
Dan mengirim sinyal tidak hanya kepada pemerintah negara sahabat itu, tetapi juga rakyatnya bahwa Anda penting. Dan kami sangat memperhatikan Anda!”
Jamuan ini juga tercermin dari biaya yang dihabiskan. Catatan angka yang diminta jurnalis dari Departemen Luar Negeri AS, yang membayar biaya jamuan ini, memperlihatkan makan malam pada zaman pemerintahan Obama menghabiskan uang pajak rakyat Amerika sebesar lebih dari setengah juta dolar AS per jamuan. [jm/lt]
Forum