Para pejabat Australia mengatakan pengunjuk rasa telah melakukan aksi pembakaran di pusat penahanan milik Australia di sebuah pulau terpencil setelah kematian seorang pencari suaka kelahiran Iran.
Departemen imigrasi mengatakan telah menarik penjaga dan staf lainnya dari fasilitas di Pulau Christmas itu, yang terletak di Samudera Hindia di selatan pulau Jawa.
Kerusuhan dimulai setelah jenasah pencari suaka kelahiran Iran itu ditemukan di tebing pulau Christmas hari Sabtu (7/11), sehari setelah ia melarikan diri dari fasilitas tersebut.
Sekitar 203 orang ditahan di fasilitas Pulau Christmas, banyak di antara mereka dihadang ketika menaiki perahu-perahu tua ketika melarikan diri dari negara-negara yang dilanda perang di Timur Tengah dan Asia dengan harapan mencapai Australia dan diberi suaka di negara itu. Beberapa orang lainnya adalah warga Selandia Baru yang pernah melakukan tindak kejahatan dan menunggu deportasi setelah visa mereka untuk tetap berada di Australia dicabut.
Para politisi oposisi Australia menyerukan peninjauan kondisi di pusat penahanan itu. [lt]