Kesenjangan pendapatan yang makin melebar mengikis kepercayaan kepada kapitalisme di seluruh dunia. Hal itu tergambar dalam hasil survei yang dilakukan perusahaan hubungan masyarakat, Edelman menjelang pertemuan para elit ekonomi di resor ski Davos di Swiss.
Menurut laporan yang diterbitkan Senin (20/1/2020) itu, 56 persen dari yang di survei beranggapan kapitalisme lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, meskipun tahun lalu pertumbuhan ekonomi solid dan lapangan kerja hampir terpenuhi di banyak negara maju. Temuan yang kontras itu bisa menyebabkan kegemparan di kalangan eksekutif bisnis dan pemimpin politik menjelang pertemuan tahunan mereka pada Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Sebagaimana dilaporkan kantor berita AP, perusahaan Edelman telah melakukan survei kepercayaan selama 20 tahun. Meskipun kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan terhadap sistem kapitalisme masih tetap ada, di kawasan berkembang seperti Timur Tengah dan Asia, survei itu mendapati meningkatnya kesenjangan pendapatan di banyak negara kaya, telah berkontribusi pada melemahnya kepercayaan terhadap kapitalisme.
"Ketakutan mengalahkan harapan," kata Edelman dan menambahkan "orang-orang di negara-negara maju sebelumnya beranggapan jika bekerja keras, maka akan mencapai tingkat berikutnya pada generasi berikutnya. Anggapan itu sekarang tidak benar".
Korupsi, perilaku buruk perusahaan besar, dan berita palsu mengikis kepercayaan, kata Edelman, demikian pula kekhawatiran akan otomatisasi di tempat kerja, kurangnya pelatihan, imigrasi, dan kesempatan ekonomi. [my/pp]