Pejabat Amerika Serikat mengatakan perjanjian antara AS dan Taliban untuk mengurangi kekerasan di Afghanistan kemungkinan akan mencakup penggunaan alat-alat komunikasi khusus untuk mencegah kesalahpahaman antara kedua pihak.
Sistem komunikasi itu akan berfungsi seperti yang ada antara pasukan Amerika dan Rusia di Suriah untuk mencegah terjadinya konflik yang tidak disengaja.
Sejumlah sumber mengatakan kepada VOA bahwa perjanjian untuk mengurangi aksi-aksi kekerasan itu akan dimulai pada Sabtu (22/2) ini. Namun pejabat senior departemen pertahanan Amerika mengatakan, tentara Amerika akan mempertahankan hak untuk melakukan tindakan bela diri dan akan terus melancarkan operasi kontrateroris, serta melatih tentara Afghanistan dalam masa perjanjian itu.
Menurut sejumlah sumber Taliban, kalau perjanjian itu bisa bertahan, perjanjian resmi akan ditandatangani di Doha, Qatar pada 29 Februari. Para menteri luar negeri dari Pakistan, Rusia dan Uni Eropa telah diundang untuk menghadiri penandatanganan perjanjian itu, kata pejabat Pakistan.
Pejabat Amerika mengatakan, kalau pengurangan kekerasan itu berhasil, hal itu akan membuka jalan bagi perjanjian perdamaian yang akan mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di Afghanistan yang sudah berlangsung selama 18 tahun. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka jalan bagi penarikan pasukan Amerika dari negara itu.
Perang di Afghanistan telah menewaskan lebih dari 2.400 tentara Amerika dan menghabiskan dana hampir $1 triliun. [ii/pp]