Ketegangan meningkat di ibu kota Irak, Baghdad, Rabu (26/5), setelah penangkapan seorang komandan milisi atas tuduhan terorisme, yang memicu pertikaian berbahaya oleh pendukung paramiliter tahanan dan pemerintah Irak. Langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan diterapkan di Baghdad pada Rabu (26/5) malam dan tentara tampak berpatroli di berbagai bagian kota.
Konfrontasi dimulai setelah pasukan keamanan Irak menangkap pimpinan milisi Qassim Mahmoud Musleh pada dini hari berdasar penyelidikan yudisial dan surat perintah penangkapan atas tuduhan terorisme, kata militer Irak dalam pernyataan. Pernyataan menyebutkan ia sedang diinterogasi komite investigasi bersama.
Musleh adalah kepala Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) di Provinsi Anbar. PMF adalah kelompok yang direstui negara yang terdiri dari berbagai milisi yang dibentuk untuk mengalahkan kelompok ISIS pada tahun 2014. Di antara anggota kelompok yang paling kuat adalah milisi Syiah yang didukung Iran.
Tak lama setelah penangkapan, pasukan yang berafiliasi PMF, yang berkantor di dalam Zona Hijau yang dijaga ketat, dikerahkan ke sekitar markas Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi.
Ketegangan mencapai puncaknya ketika pasukan keamanan Irak dan Layanan Kontra-Terorisme elit dikerahkan untuk melindungi pemerintah dan misi diplomatik, yang memicu ketakutan akan kekerasan. Sebagian faksi PMF bersenjata berkumpul di sekitar gerbang masuk Zona Hijau.
Perdana menteri menilai unjuk kekuatan itu sebagai "pelanggaran serius terhadap konstitusi Irak dan hukum yang berlaku." Ia menambahkan dalam pernyataan "kami telah mengarahkan penyelidikan segera ke gerakan-gerakan ini." [ka/jm]