Ambisi China di Laut Cina Selatan mengkhawatirkan Australia, sekutu-sekutunya di Indo Pasifik dan Amerika Serikat (AS). Menanggapi hal itu Australia, AS dan Jepang setuju untuk meningkatkan latihan militer di Filipina. Pejabat pertahanan dari empat negara bertemu di Hawaii pada Jumat (2/5) lalu, dan mendeklarasikan komitmen mereka untuk melindungi kebebasan navigasi di kawasan itu.
Sebelumnya, Filipina menuduh China melakukan manuver-manuver berbahaya dan “mengganggu” setelah kapal China menggunakan meriam air terhadap dua kapal Filipina yang sedang berpatroli di Laut China Selatan.
Bulan lalu, Australia, AS dan Jepang menyelenggarakan latihan Angkatan Laut yang pertama di kawasan itu.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan kepada wartawan bahwa hubungan yang lebih dekat akan meningkatkan keamanan.
“Ada kekuatan dan makna ketika keempat negara bertindak bersama. Pertemuan yang kami adakan mewakili sebuah pesan sangat kuat untuk kawasan ini dan dunia tentang empat negara demokratik yang berkomitmen pada tatanan berdasarkan aturan global," ujar Marles.
Beberapa pakar menilai peningkatan kerja sama dengan Filipina merupakan usaha untuk mengimbangi sikap China yang semakin agresif. Analis senior di Australian Strategic Policy Institute, sebuah lembaga kajian independen, Malcolm Davis mengatakan hal ini kepada stasiun televisi ABC.
“Apa yang Anda lihat adalah kekhawatiran bahwa China akan melanjutkan eskalasi agresinya terhadap Filipina dan berusaha memaksa negara itu untuk mengalah dan menerima dominasi China di Laut Cina Selatan, yang secara keseluruhan hendak dijadikan perairan territorial China. Ini merupakan tindak bermusuhan China terhadap sebuah negara berdaulat di perairan internasional," papar Davis.
Menanggapi kerja sama baru itu, Beijing mendesak pemerintah Filipina agar tidak melawan tekad China untuk mempertahankan kedaulatannya di kawasan itu.
China mengklaim seluruh Laut Cina Selatan yang meliputi daerah yang kaya ikan dan juga sebuah rute pelayaran internasional utama.
Davis mengatakan ambisi teritorial China berdampak pada Australia dan AS.
“Ini berdampak pada Australia karena China kemudian menolak hak pelayaran untuk melintasi perairan itu dan sudah tentu juga berdampak pada keamanan AS.”
Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei juga menyampaikan tuntutan kedaulatan yang saling tumpang tindih di Laut Cina Selatan.
Beijing menolak untuk mengakui peraturan arbitrase internasional tahun 2016 yang menolak klaim Beijing yang luas atas Laut Cina Selatan.
Beijing bersikeras bahwa usaha AS untuk meningkatkan persekutuan keamanan di kawasan Indo Pasifik ditujukan untuk membendung China dan mengancam stabilitas. [jm/em]
Forum