Ketegangan antara Amerika dan Turki mengancam akan muncul kembali setelah Presiden Donald Trump mundur dari komitmen segera menarik pasukan Amerika dari Suriah dan mengakhiri dukungan bagi milisi Kurdi Suriah.
Dukungan Amerika terhadap milisi YPG Kurdi dalam perangnya melawan ISIS merenggangkan hubungan Amerika-Turki. Turki mengaitkan milisi itu dengan kelompok pemberontak Kurdi, PKK, yang selama puluhan tahun melancarkan pemberontakan di Turki.
Pernyataan kemenangan Trump atas ISIS dan tekad untuk segera menarik sekitar 2.000 pasukan Amerika yang sebagian besar ditempatkan bersama YPG, memunculkan harapan ada terobosan dalam hubungan yang tegang dengan Turki. Namun, Rabu (2/1), Trump mengatakan, "Saya tidak pernah mengatakan cepat atau lambat. Ada yang mengatakan empat bulan, tetapi saya juga tidak mengatakan itu."
Menambah kegelisahan Turki, Trump mengatakan, "Kami ingin melindungi orang-orang Kurdi di Suriah."
Pernyataan awal Trump tentang penarikan cepat tanpa syarat dari Suriah secara luas ditafsirkan di Turki sebagai lampu hijau untuk operasi militer Turki melawan YPG. Namun, komentar terbaru Trump tentang penarikan bertahap dan perlindungan orang Kurdi dinilai membingungkan Turki, untuk tetap dengan rencananya atau tidak.[ka]