Perselisihan berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran mendorong pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengecam AS dengan menyebut negara adidaya itu sebagai teman yang tidak dapat diandalkan. Saat mengunjungi Presiden Irak Abdul Latif Rashid pada Sabtu (29/4), ia mengatakan Irak seharusnya tidak mengizinkan pasukan AS masuk ke wilayahnya.
Iran, yang memiliki ikatan kuat dengan Irak, menentang kehadiran militer AS di perbatasannya di Irak dan Teluk. Menurut Iran, intervensi militer Barat adalah akar ketidakamanan di wilayah tersebut.
"Orang Amerika bukan teman Irak. Orang Amerika tidak berteman dengan siapa pun dan bahkan tidak setia kepada teman Eropa mereka," kata Khamenei seperti dikutip media pemerintah.
Badan-badan keamanan nasional AS sedang melakukan penyelidikan setelah dokumen rahasia bocor. Dokumen tersebut menyatakan AS memata-matai negara-negara sekutu, termasuk Ukraina.
"Bahkan kehadiran satu orang Amerika di Irak terlalu banyak," kata Khamenei kepada Rashid, yang berada di Teheran dengan delegasi untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara bertetangga itu.
AS memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak untuk membantu memberi nasihat dan membantu pasukan lokal dalam memerangi ISIS, yang pada 2014 merebut wilayah di negara itu.
"Upaya utama Irak adalah untuk memperdalam hubungan dengan Iran dan menyelesaikan masalah-masalah tertentu yang tersisa antara kedua negara," kata Rashid, tanpa merujuk pada hubungan Irak dengan AS. [ah/ft]
Forum