Tautan-tautan Akses

Kim Jong Un, Putin Saling Berkorespondensi, Berharap Kalahkan 'Imperialis'


Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan saat pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, pada 25 April 2019. (Foto: via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan saat pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, pada 25 April 2019. (Foto: via AP)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling berkorespondensi pada Kamis (12/10). Dalam komunikasi tersebut, kedua pemimpin berjanji untuk memajukan hubungan mereka dan Kim mengucapkan harapan agar Putin dapat meraih kemenangan atas apa yang ia sebut sebagai hegemoni dan tekanan dari kaum imperialis, kata media pemerintah Pyongyang, KCNA.

Surat-surat tersebut menandai peringatan 75 tahun hubungan bilateral di antara kedua negara, dan terjadi sekitar sebulan setelah kunjungan Kim ke Rusia di mana ia dan Putin membahas kerja sama militer, termasuk program satelit Korea Utara, dan perang di Ukraina.

Dalam suratnya, Kim mengatakan dia sangat puas dengan diskusi mereka yang “terbuka dan komprehensif” selama kunjungan tersebut. Dia berjanji untuk lebih mengembangkan hubungan ke tingkat yang baru dan mendoakan semoga Putin beruntung dalam melawan tekanan Barat terhadap Ukraina.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Oblast Amur Wilayah Timur Jauh, Rusia, 13 September 2023. (Foto: via Reuters)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Oblast Amur Wilayah Timur Jauh, Rusia, 13 September 2023. (Foto: via Reuters)
“Saya berharap rakyat Rusia, yang bertekad membangun bangsa yang kuat, selalu meraih kemenangan dan kejayaan dalam perjuangannya menjaga kedaulatan, martabat, keamanan dan perdamaian negara dengan cara menghancurkan kebijakan hegemoni imperialis yang gigih dan anti-Skema Rusia untuk mengisolasi dan membendungnya,” kata Kim.
Putin, dalam pesannya kepada Kim, mengatakan pertemuan mereka baru-baru ini merupakan bukti berkembangnya hubungan antara Pyongyang dan Moskow.
“Saya yakin bahwa penerapan perjanjian ini akan berkontribusi pada perluasan lebih lanjut kerja sama bilateral yang konstruktif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara dan menjamin keamanan dan stabilitas di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut secara keseluruhan,” katanya.
Kunjungan Kim telah memicu kekhawatiran AS bahwa kebangkitan poros Moskow-Pyongyang dapat memperkuat militer Rusia di Ukraina dan memberi Kim teknologi rudal yang dilarang berdasarkan resolusi PBB.
Washington menuduh Korea Utara menyediakan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, termasuk peluru artileri, roket, dan rudal.
Pyongyang dan Moskow membantah melakukan transaksi senjata apa pun. Namun, kedua pihak berjanji untuk memperdalam kerja sama pertahanan. [ah/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG