Ketika sineas peraih piala Oscar, Morgan Neville, didekati untuk membuat film dokumenter tentang penyanyi, Pharrell Williams, ia tidak tahu bahwa film tersebut akan berubah menjadi film biografi yang mengubah genre.
Penyanyi ini mengusulkan versi LEGO dari kisah hidupnya. Morgan Neville pun kemudian mulai menggarapnya, bahkan menyarankan improvisasi dengan memasukan cerita tentang bagaimana proyek ini menjadi film.
"Percakapan yang sebenarnya adalah saat pertama kali ia bertemu dengan Pharrell, ia berkata, 'Saya ingin membuat film ini dan saya ingin Anda melakukannya. Dan saya ingin Anda menggarapnya dalam versi LEGO," kata Morgan Neville kepada Associated Press.
Morgan Neville mengatakan, ia menyukai idenya, walaupun awalnya ia tidak membayangkan filmnya akan seperti ini bahkan tidak menyadari kalau ia akan ada di dalam film itu, jelasnya.
Ia menambahkan, bagaimana ia menghadapi tantangan dalam menggarap film ini, adalah bagian dari pengalaman dalam membuat film yang harus ia bahas juga di dalam film tersebut.
Film ini menceritakan masa kecil Pharrell yang bahagia dan persahabatan yang membawanya pada kesuksesan serta beberapa kegagalan saat berkreasi. Penyanyi ini memberikan kebebasan kepada Morgan Neville untuk membuat narasi dengan beberapa syarat. Salah satunya, dia ingin setiap karakter yang muncul di layar memiliki warna kulit yang tepat.
"LEGO hanya memiliki sedikit pilihan untuk merepresentasikan warna kulit yang berbeda dan dia benar-benar ingin merefleksikan bahwa orang kulit hitam tidak hanya memiliki satu warna. Ada berbagai jenis warna yang berbeda dan LEGO perlu memperluas paletnya dari apa yang dimilikinya. Sekarang mereka benar-benar membuat lebih banyak warna kulit karena film ini," jelas Morgan Neville.
Pharrell juga ingin memilih pakaian apa yang akan dikenakan oleh karakternya, dengan lebih dari 80 kali pergantian pakaian di sepanjang film. Film baru ini menampilkan wawancara dengan para bintang musik termasuk Timbaland, Gwen Stefani, Justin Timberlake, Snoop Dogg, Pusha T dan banyak lagi.
Proyek yang berlangsung selama lima tahun ini melewatkan batas waktu yang ditentukan Pharrell, yang sekarang juga menjabat sebagai direktur kreatif busana pria di Louis Vuitton.
"Kami (sempat berpikir), 'Apakah kita akan mencoba memasukkan jabatan Pharrell ini ke dalam film?' Tapi menurut saya itu tidak masuk akal karena ini merupakan babak baru yang saya tidak tahu akan ke mana arah ceritanya. Jadi saya pikir, 'itu akan jadi sekuelnya. Pharrell pergi ke Paris!'" tegasnya.
Merekapun memberi pesan tersembunyi agar orang-orang tahu bahwa yang membuat film menyadari hal tersebut.
Pada akhirnya, yang mereka lakukan adalah menaruh beberapa koper dan sebagainya, yang membuatnya yakin bahwa akan ada banyak orang yang benar-benar menginginkan LEGO dengan kreasi Louis Vuitton.
Film “Piece by Piece” kini sudah tayang di layar lebar. [di/ii]
Forum