Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, secara mengejutkan mengumumkan pada Rabu (14/8) bahwa dia tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan partai yang akan digelar pada September. Langkah Kishida itu membuka jalan bagi Jepang untuk memiliki perdana menteri baru.
Kishida terpilih sebagai presiden Partai Demokrat Liberal atau Liberal Democratic Party (LDP) yang berkuasa pada 2021 dan masa jabatan tiga tahunnya akan berakhir pada September.
Mundurnya Kishida dari pencalonan berarti pemimpin baru yang memenangkan suara partai akan menggantikannya sebagai perdana menteri karena LDP mengendalikan kedua majelis parlemen.
Kishida, yang tersengat oleh skandal korupsi partainya, mengalami penurunan peringkat dukungan hingga di bawah 20 persen.
Pengumuman Kishida memungkinkan adanya pemimpin baru dalam upaya menunjukkan bahwa partainya berubah menjadi lebih baik. Kishida mengatakan dia akan mendukung pemimpin baru.
Kekalahan dalam pemilu lokal pada awal tahun ini mengikis pengaruhnya, dan anggota parlemen LDP telah menyuarakan perlunya wajah baru menjelang pemilu berikutnya.
Sejak skandal korupsi merebak, Kishida telah mencopot sejumlah menteri Kabinet dan lainnya dari jabatan eksekutif partai, membubarkan faksi-faksi partai yang dikritik sebagai sumber politik uang untuk kepentingan, dan mengesahkan undang-undang yang memperketat undang-undang pengendalian dana politik. Namun dukungan terhadap pemerintahannya telah berkurang.
Skandal itu berpusat pada dana politik yang tidak dilaporkan yang dikumpulkan melalui tiket yang dijual untuk acara-acara partai. Skandal tersebut melibatkan lebih dari 80 anggota parlemen LDP, sebagian besar berasal dari faksi partai besar yang sebelumnya dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang dibunuh. Sepuluh orang – anggota parlemen dan pembantunya, didakwa pada Januari. [ft/es]