Madeleine Albright, perempuan pertama yang menjabat sebagai menteri luar negeri Amerika, dikenal tenang dan tegas menyuarakan kepentingan Amerika, diplomat ulung yang disegani.
Bermigrasi dari Ceko ke Amerika pada tahun 1948 bersama keluarganya, diplomat Josef Korbel, Albright menjadi salah satu doktor lulusan terbaik Universitas Columbia tahun 1975 yang kemudian menjadi salah seorang asisten senator dan bekerja di Dewan Keamanan Nasional. Setelah menjadi Duta Besar Amerika Untuk PBB, pada tahun 1997-2001 ia menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah pemerintahan Bill Clinton.
Tanggal 23 Maret lalu Albright tutup usia. Banyak pengamat mengenang strategi bernasnya dalam kebijakan luar negeri Amerika, mulai dari di Bosnia-Herzegovina, Timur Tengah hingga peralihan Hong Kong dari Inggris ke China, dll. Satu hal yang juga ikut disebut para pengamat adalah kecintaannya pada bros atau pin yang disematkannya di dada kiri atas dan seakan menjadi alat persuasi politiknya.
Sejumlah besar koleksi perhiasan, termasuk bros atau pin, telah disumbangkannya ke Museum Nasional Diplomasi Amerika dan akan dipamerkan pada tahun 2026 nanti. Kurator senior museum itu, Nancy Zinn, mengatakan pada Associated Press.
“Madeleine Albright adalah sosok yang luar biasa, pendukung kuat museum ini. Untuk menunjukkan dukungannya, ia dengan murah hati menyumbangkan koleksi bros dan pin-nya. Banyak orang tahu bahwa ia memiliki koleksi bros dan pin yang sangat beragam untuk mengekspresikan suasana hatinya, untuk bercerita dan berbagi pengalaman. Sampai pada hari kematiannya ia masih mengenakan pin untuk menunjukkan ide-idenya," katanya.
Bros Ular Saat Berunding dengan Saddam Hussein
Associated Press mencatat bagaimana setelah Albright mengecam keras Presiden Irak Saddam Hussein ketika itu, penyair di kediaman Saddam Hussein menulis bahwa Albright adalah “ular yang tak tertandingi.” Kisah itu sampai ke telinga Albright dan dalam pertemuan berikutnya dengan para pejabat Irak, Albright memutuskan mengenakan bros dengan lambang ular.
Ketika ia melangsungkan perundingan yang rumit dengan pemimpin Palestina ketika itu Yasser Arafat, Albright mengenakan bros lebah berukuran besar di bahu kirinya.
“Ada sebuah foto yang menarik di katalog pameran ini yang menunjukkan Albright berbicara dengan Yasser Arafat. Ini merupakan perundingan yang sangat rumit dan ia mengenakan bros lebah berukuran besar di bahunya," katanya.
"Ia jelas ingin membuat pernyataan dengan bros itu. Sesekali ia mengenakan bros lambang ular atau laba-laba, juga untuk mengirim pesan kepada publik. Ia jelas ingin mengirim pesan dan opini yang kuat tentang acara yang diikutinya. Tetapi ia juga punya bros berlambang baon, atau kupu-kupu, sinar matahari, dan lainnya. Untuk situasi yang sulit ia kerap mengenakan bros yang melambangkan malaikat atau burung merpati dan sejenisnya," tambahnya.
Bros Bendera dan Elang, Simbol Patriotisme
Pameran di Museum Nasional Diplomasi Amerika ini menampilkan sekitar 200 bros dan pin milik Madeleine Albright dengan beragam tema, termasuk yang melambangkan rasa patriotisme Amerika, seperti bendera dan elang, serta simbol-simbol lain.
Setelah tokoh berusia 84 tahun itu meninggal dunia pada 23 Maret lalu karena kanker, Zinn mengatakan jumlah orang yang mencari informasi tentang bros atau pin Albright lewat kata pencarian “Read My Pins” melonjak.
“Ia memiliki karir diplomatik yang sangat panjang dan kaya, dan kita berutang budi padanya. Saya harap perhiasan ini dapat dipandang sebagai pintu masuk untuk mempelajari dirinya lebih jauh. Mengkaji pekerjaan yang telah dilakukannya," katanya.
Sebagai menteri luar negeri, Albright merupakan perempuan pertama dalam sejarah Amerika yang duduk di posisi puncak. Ia memainkan peran penting dalam membujuk Clinton untuk ikut berperang setelah melihat perlakuan pemimpin Yugoslavia Slobodan Milosevic terhadap warga Kosovo-Albania tahun 1999. Sebagai Duta Besar Amerika Untuk PBB, Albright dikenal sebagai penganjur kebijakan luar negeri Amerika yang keras, terutama dalam kasus Milosevic, terhadap Bosnia dan NATO. Intervensinya di Kosovo kerap dijuluki sebagai “Perang Madeleine.”
Zinn mengatakan pameran koleksi perhiasan Albright ini akan dibuka di Museum Nasional Diplomasi Amerika pada tahun 2026, dan menampilkan koleksi barang-barang pribadi lainnya, termasuk satu set peralatan minum the yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Igor Ivanov kepada Albright. [em/jm]