Kolombia mengambil langkah penting ke arah perjanjian perdamaian akhir hari Selasa (15/12), ketika pemerintah dan kelompok pemberontak Marxist FARC menandatangani sebuah perjanjian untuk memberi ganti rugi kepada para korban perang dan menghukum mereka yang bertanggung jawab melakukan kejahatan perang.
Dalam sebuah pesan di Twitter Presiden Juan Manuel Santos mengatakan, “Kita belum pernah sedekat ini dalam mencapai sebuah perjanjian akhir dan menyeluruh.”
“Perjanjian keadilan itu yang paling rumit dan sulit. Langkah yang sangat penting untuk bisa mengakhiri konflik tersebut secepatnya,” kata Presiden Santos dalam upacara pemerintah di Kolombia.
Para pemimpin pemberontak FARC sebelumnya selalu bersumpah pejuangnya tidak akan pernah dipenjara.
Berdasarkan perjanjian itu pemberontak yang mengakui kejahatan, kebebasannya untuk bergerak dibatasi paling lama delapan tahun. Daripada menjalani hukuman penjara mereka akan bekerja di proyek-proyek seperti membersihkan ranjau darat dan bekerja di daerah pedesaan.
Pengadilan khusus juga akan dibentuk untuk menyelidiki tuduhan kejahatan perang.
Pemerintah dan pemberontak Kolombia telah menetapkan batas waktu 23 Maret untuk mencapai perjanjian perdamaian menyeluruh yang akan mengakhiri perang lebih dari 50 tahun yang telah menyebabkan 220 ribu orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal. [my/jm]
