Komandan utama pejuang Suriah yang menggulingkan Bashar al-Assad pada Rabu (11/12) mengatakan siapa pun yang terlibat dalam penyiksaan dan pembunuhan orang-orang yang ditahan Assad selama pemerintahannya yang kejam akan diburu, dan tidak mungkin akan diampuni.
"Kami akan mengejar mereka di Suriah, dan kami meminta negara-negara untuk menyerahkan mereka yang melarikan diri sehingga kami dapat mencapai keadilan," kata Abu Mohammed al-Jolani dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram stasiun televisi pemerintah Suriah.
Janji Jolani untuk membalas dendam terhadap para letnan Assad yang kerap menyiksa dan membunuh muncul saat dunia mengamati apakah penguasa baru Suriah dapat menstabilkan negara tersebut setelah perang saudara yang berlangsung selama hampir 14 tahun di sepanjang garis sektarian dan etnis yang telah membuat negara itu hancur.
Mohammed al-Bashir, orang yang ditunjuk oleh para pejuang Jolani untuk memimpin pemerintahan sementara hingga 1 Maret, memohon kepada jutaan pengungsi untuk kembali, menciptakan persatuan, dan menyediakan layanan dasar. Namun, pembangunan kembali merupakan hal yang sulit dengan sedikitnya dana yang tersedia.
"Di brankas, hanya ada pound Suriah yang nilainya kecil atau tidak bernilai sama sekali. Satu dolar AS dapat membeli 35.000 koin kita," kata Bashir kepada surat kabar Italia Corriere della Sera.
"Kami tidak memiliki mata uang asing, dan untuk pinjaman dan obligasi, kami masih mengumpulkan data. Jadi ya, secara finansial kami sangat buruk," kata Bashir, yang sebelumnya menjalankan pemerintahan kecil yang dipimpin pemberontak di wilayah kantong Suriah barat laut.
Namun, Bashir mengatakan aliansi yang dipimpin kaum Islamis yang menggulingkan Assad akan menjamin hak-hak semua kelompok agama.
"Justru karena kami Islamis, kami akan menjamin hak-hak semua orang dan semua sekte di Suriah," kata Bashir.
Lebih dari 500.000 orang tewas dalam perang Suriah, dengan lebih dari separuh penduduk terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sekitar enam juta warga Suriah mencari perlindungan di luar negeri.
Bashir memohon kepada mereka yang melarikan diri dari kekerasan untuk kembali ke Suriah. Dalam wawancaranya dengan Corriere della Sera, ia berkata, "Suriah sekarang adalah negara bebas yang telah memperoleh harga diri dan martabatnya. Kembalilah."
Pejabat asing tampak berhati-hati dalam menjalin kontak dengan para mantan pemberontak, bagian dari bekas afiliasi Al Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham, yang masih ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa, dan lainnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pemerintah baru harus "menegakkan komitmen yang jelas untuk sepenuhnya menghormati hak-hak minoritas, memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan, mencegah Suriah digunakan sebagai basis terorisme atau menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya."
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, "Ini merupakan tugas kita untuk melakukan segala hal guna mendukung para pemimpin Suriah yang berbeda-beda guna memastikan bahwa mereka bersatu, mereka mampu menjamin transisi yang lancar."
Namun, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan situasi keamanan di Suriah masih belum stabil. Badan tersebut mengatakan telah menemukan lebih dari 50 ladang ranjau selama 10 hari terakhir, yang membatasi pergerakan warga sipil dan menghambat pengiriman barang dan jasa. [my/jm]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.
Forum