Tautan-tautan Akses

Komandan Polisi Kolombia Buron setelah Diduga Lakukan Pembunuhan


Polisi Kolombia melakukan pengamana di ibu kota (foto: ilustrasi).
Polisi Kolombia melakukan pengamana di ibu kota (foto: ilustrasi).

Seorang komandan kepolisian Kolombia buron, sementara 10 anak buahnya telah ditangkap atas pembunuhan tiga pemuda yang mereka klaim sebagai pengedar narkoba, kata pihak berwenang hari Selasa (23/8).

Kesebelas polisi itu dituduh telah membunuh tiga pemuda berusia masing-masing 18, 22 dan 26 tahun di wilayah Sucre, Kolombia, pada 25 Juli lalu.

Ketiga korban ditangkap dalam razia. Dalam foto-foto yang dibagikan di media sosial ketika penangkapan terjadi, terlihat ketiganya masih hidup dan berada di pinggir jalan sambil dikelilingi polisi.

Namun beberapa jam kemudian jasad mereka dibawa ke rumah sakit dengan luka tembak dan tanda-tanda penyiksaan, kata keluarga dan pengacara para korban.

Kolonel Benjamin Nunez, yang saat itu menjabat komandan departemen kepolisian Sucre, dituduh menembak para korban.

Ia lantas dicopot dari jabatannya dan melarikan diri sejak saat itu, menurut kantor kejaksaan setempat.

Media Kolombia melaporkan bahwa ia diklaim telah kabur ke Meksiko. Interpol pun sudah mengeluarkan red notice – permintaan kepada penegak hukum di seluruh negara untuk membantu mencari dan menangkap tersangka.

Kepala Kepolisian Federal Kolombia Henry Sanabria mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para polisi tersebut dituduh “melanggar seluruh parameter konstitusional dan hukum, menodai nama institusi.”

Sementara itu, ketiga korban telah dituduh membunuh seorang petugas kepolisian di kota tetangga. Nunez dan anak buahnya yang telah ditangkap, dituduh secara keliru mengklaim bahwa mereka merupakan anggota kartel Gulf Clan yang dikenal sebagai organisasi kejahatan terbesar di Kolombia.

Pembunuhan ketiganya diperbandingkan dengan skandal “positif yang keliru” pada era tahun 2000-an, di mana lebih dari 6.000 warga sipil dibunuh oleh pasukan keamanan yang mengklaim bahwa mereka merupakan pemberontak dalam konflik di negara itu yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Gustavo Petro, presiden Kolombia pertama yang berhaluan sayap kiri, telah menjanjikan perombakan pasukan keamanan, yang mendapat banyak kritik atas penindasan berdarah terhadap protes antipemerintah tahun lalu. [rd/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG