Sejak antibiotik dikembangkan, bakteri-bakteri telah menemukan cara untuk mengembangkan kekebalan, menurut Anthony Coates, pendiri Helperby Therapeutics.
“Manusia membuat kesalahan besar antara tahun 1940an dan 1970an; kita memproduksi sekitar 20 jenis antibiotik baru dengan sekitar 200 obat-obat sejenis. Kita mengira itu cukup dan berhenti membuat antibiotik. Tapi bakteri menjadi kebal terhadap semuanya. Kita jangan kena jebakan yang sama. Kita harus memproduksi antibiotik baru secara bertahap dan yang bisa dikombinasikan,” kata Anthony Coates.
Menciptakan kombinasi adalah cara Helperby meremajakan antibiotik-antibiotik lama seperti colistin. Colistin adalah antibiotik pilihan terakhir untuk mengatasi CRE, bakteri yang menyebabkan infeksi parah dan sering kali fatal. Bakteri itu kini mulai menunjukkan kekebalan di China dan beberapa bagian di Eropa tenggara.
Baca: Ilmuwan Pelajari Bakteri Purba untuk Petunjuk Resistensi Terhadap Obat
Coates menyebut CRE sebagai “bakteri yang mungkin mengalahkan obat-obatan modern.”
“Kita lihat dalam cawan petri, bakteri-bakteri ini berkembang membentuk koloni-koloni kecil,” kata Coates.
Coates mencoba mengatasinya dengan kombinasi dua antibiotik.
“Selain colistin, kami menambahkan obat kedua, yang membuat colistin aktif lagi. Dan kami berikan kombinasi itu kepada pasien,” kata Coates menjelaskan.
Baca: Pakar Kesehatan Ingatkan Dunia Tanpa Antibiotik
Menggabungkan obat pendorong dan antibiotik menghasilkan kombinasi yang mampu menembus sel CRE yang kuat dan superbug lainnya, sehingga lebih efektif.
“Ketika kami berikan antibiotik baru, dampaknya langsung terlihat, tidak ada lagi bakteri yang tumbuh,” kata Coates.
Dengan memperkenalkan sebuah obat pendorong baru setiap 30 tahun, Coates yakin mereka bisa selangkah lebih maju daripada bakteri-bakteri yang kebal, dan menjamin keefektifan colistin serta obat-obatan lainnya. [vm/ii]