Pejabat tertinggi HAM PBB, Jumat (18/5) menyatakan “sedikit bukti” bahwa Israel berupaya meminimalkan jumlah korban sewaktu berlangsung unjuk rasa warga Palestina awal pekan ini. Ia juga mendukung seruan bagi penyelidikan internasional.
Zeid Ra'ad al-Hussein berbicara di Jenewa dalam sidang khusus Dewan HAM PBB, menyusul penindakan maut terhadap para demonstran di Gaza oleh pasukan Israel. Penembakan oleh tentara Israel di Gaza yang dikuasai Hamas menewaskan hampir 60 warga Palestina pada protes besar-besaran di perbatasan pada hari Senin.
Sidang tersebut akan mempertimbangkan suatu resolusi yang diajukan Pakistan dan negara-negara Muslim lainnya, yang isinya mencakup seruan bagi dewan agar mengirim satu “komisi penyelidik internasional yang independen.”
“Sedikit bukti mengenai adanya upaya untuk meminimalkan jumlah korban pada hari Senin,” kata Zeid.
Sebagian demonstran melemparkan bom Molotov, menggunakan ketapel, menerbangkan layang-layang yang disertai api ke arah Israel, dan berusaha menggunakan pemotong kawat di pagar-pagar perbatasan, tetapi “aksi-aksi ini saja tampaknya bukan merupakan ancaman langsung atau menyebabkan cedera mematikan yang dapat menjadi alasan untuk membenarkan penggunaan kekuatan yang mematikan,” ujar Zeid. Ia mengatakan “perbedaan tajam dalam jumlah korban di kedua pihak juga menunjukkan respons yang sepenuhnya tidak seimbang.”
Israel dan Amerika Serikat telah berulang kali menuduh dewan beranggotakan 47 negara itu bersikap bias anti-Israel.
Duta Besar Israel Aviva Raz Schechter mengatakan, sidang hari Jumat dan seruan bagi pembentukan komisi penyelidik “lagi-lagi berlatar belakang politik dan tidak akan memperbaiki situasi di lapangan sedikit pun.”
Ia mengatakan jatuhnya korban pada kerusuhan hari Senin itu adalah karena Hamas yang mengeksploitasi rakyatnya sendiri dalam kampanye kekerasan terhadap Israel. Ia menyayangkan begitu banyak negara anggota yang membiarkan diri disesatkan oleh narasi palsu mengenai protes yang disebut berlangsung damai itu. [uh]
