Apakah kecerdasan buatan (AI) menimbulkan risiko bagi umat manusia yang bisa menyebabkan kepunahan kita?
Itu adalah salah satu pertanyaan yang diajukan kepada para ahli oleh kepala FCC atau Komisi Komunikasi Federal AS, pada sebuah lokakarya yang diselenggarakan oleh Yayasan Iptek Nasional.
Kepala FCC, Jessica Rosenworcel mengatakan, ia lebih optimis daripada pesimis pada kecerdasan buatan.
“Itu mungkin terdengar kontradiktif,” katanya, mengingat begitu banyak berita tentang AI yang “negatif” sehingga menimbulkan pertanyaan seperti, “Bagaimana kita mengendalikan teknologi ini? Apa artinya bagi masa depan pekerjaan kalau kita memiliki mesin cerdas? Apa artinya bagi demokrasi dan pemilu?”
Diskusi itu melibatkan peserta dari berbagai industri, termasuk para operator jaringan dan penjual, akademisi terkemuka, badan-badan federal, dan perwakilan kepentingan publik.
“Kita sedang memasuki revolusi AI,” kata penasihat senior Yayasan Iptek Nasional, John Chapin, yang menggambarkan AI sebagai “perubahan sekali dalam satu generasi bagi kemampuan teknologi” yang “membutuhkan pemikiran ulang asumsi mendasar yang menggarisbawahi komunikasi kita.”
“Sangat penting bagi kami untuk membawa pemahaman ahli tentang ilmu teknologi, seiring dengan pemahaman ahli tentang masalah pengguna dan peraturan,” tambahnya. [ps/lt]
Forum