Dalam keputusannya untuk tidak memberi sertifikasi atas kesepakatan dengan Iran, Presiden Donald Trump membebankan kepada Kongres AS untuk mempertimbangkan kembali persetujuan itu.
Pemerintahan Trump mengatakan, pihaknya akan menghormati komitmennya berdasarkan persetujuan itu, tetapi Kongres harus menanggapi cacad dalam persetujuan itu. Kalau tidak, Trump mengatakan, Amerika akan menarik diri dari kesepakatan nuklir dari tahun 2015 itu yang sudah disetujui oleh Teheran serta kelima anggota DK PBB, Jerman, dan Uni Eropa.
Pemimpin DPR AS Paul Ryan mengatakan kesepakatan itu punya kesalahan fatal di dalamnya, dan mendukung keputusan Trump untuk mengkajinya kembali.
Sementara itu, Ketua komite hubungan luar negeri Senat, Bob Corker mengatakan: dia akan mengusulkan RUU dalam dua minggu berikut ini yang akan menanggapi cacad-cacad dalam kesepakatan nuklir itu. Termasuk mengizinkan Amerika memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran seandainya Teheran punya jeda satu tahun dalam akuisisi senjata nuklirnya dan juga memberi IAEA lebih banyak wewenang untuk memverifikasi kepatuhan Iran.
Namun, pemimpin minoritas di DPR, Demokrat Nancy Pelosi menyebut keputusan Trump itu sebuah kesalahan yang serius yang mengancam keamanan Amerika. Demikian juga Senator Bob Menendez, Demokrat senior di dalam Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan, meskipun dirinya menentang kesepakatan nuklir itu dari awalnya, dia berpendapat keputusan Trump untuk tidak memberi sertifikasi lebih bersifat memenuhi janji kampanye dan tidak mempertimbangkan keamanan nasional. [jm]