Kongres akbar yang diselenggarakan di Los Angeles Convention Center ini merupakan pertemuan besar pertama yang melibatkan ribuan warga Indonesia di luar negeri.
Selama tiga hari, para peserta konferensi akan mendiskusikan berbagai isu yang dekat dengan kehidupan diaspora, seperti masalah imigrasi, dwi-kewarganegaraan, bisnis, dan pendidikan. Menurut rencana, kongres ini akan ditutup dengan deklarasi diaspora Indonesia yang mengukuhkan komitmen para diaspora ke depan.
Hingga Jumat pagi waktu setempat, sekitar 3000 orang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Kongres ini. Sebagian besar dari mereka berasal dari Amerika, namun ada juga yang datang dari negara lain seperti Kanada, Jepang, Qatar dan Indonesia.
Tania Gunadi adalah salah satu contoh sukses warga Indonesia di luar negeri. Dia hijrah ke Amerika 14 tahun lalu dan mulai merintis karir sebagai artis. Berawal dari peran-peran kecil dalam iklan atau film berbiaya rendah, kini perempuan berusia 29 tahun tersebut telah berhasil menembus Hollywood.
Meskipun sudah mapan di Amerika, namun Tania mengaku hatinya tetap di Indonesia. Ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mendirikan yayasan amal untuk membantu membangun sumur di beberapa daerah yang kesulitan air di tempat kelahirannya, Jawa Barat.
Tania meyakini warga Indonesia yang tinggal atau pernah tinggal di luar negeri, seperti dirinya, memiliki potensi besar untuk turut memajukan Indonesia.
“Karena orang-orang diaspora itu sudah pernah mengalami kehidupan di Indonesia, dan sekarang mengalami kehidupan di luar negeri. Jadi mungkin mereka bisa membantu dengan memberikan ide-ide tentang teknologi… atau membantu dalam hal dana mengingat kebanyakan orang yang di luar negeri mungkin penghasilannya lebih besar. Mungkin mereka bisa membantu Indonesia dengan charity atau beramal,” ujar Tania.
Tania hanyalah satu dari ribuan warga Indonesia yang terlibat dalam Kongres Diaspora Indonesia yang diprakarsai oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika (KBRI). Acara ini bertujuan untuk menghubungkan diaspora Indonesia dari berbagai belahan dunia, menuangkan ide dan wawasan segar, serta membuka berbagai kesempatan sehingga pada akhirnya turut membantu membangun Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan diaspora yang dirangkul bukan hanya WNI di luar negeri tapi juga warga asing yang memiliki ikatan erat dengan Indonesia.
Menurut catatan KBRI, ada sekitar 150 ribu warga Indonesia di Amerika dan sekitar empat juta di seluruh dunia.
Selama tiga hari, para peserta konferensi akan mendiskusikan berbagai isu yang dekat dengan kehidupan diaspora, seperti masalah imigrasi, dwi-kewarganegaraan, bisnis, dan pendidikan. Menurut rencana, kongres ini akan ditutup dengan deklarasi diaspora Indonesia yang mengukuhkan komitmen para diaspora ke depan.
Hingga Jumat pagi waktu setempat, sekitar 3000 orang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Kongres ini. Sebagian besar dari mereka berasal dari Amerika, namun ada juga yang datang dari negara lain seperti Kanada, Jepang, Qatar dan Indonesia.
Tania Gunadi adalah salah satu contoh sukses warga Indonesia di luar negeri. Dia hijrah ke Amerika 14 tahun lalu dan mulai merintis karir sebagai artis. Berawal dari peran-peran kecil dalam iklan atau film berbiaya rendah, kini perempuan berusia 29 tahun tersebut telah berhasil menembus Hollywood.
Meskipun sudah mapan di Amerika, namun Tania mengaku hatinya tetap di Indonesia. Ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mendirikan yayasan amal untuk membantu membangun sumur di beberapa daerah yang kesulitan air di tempat kelahirannya, Jawa Barat.
Tania meyakini warga Indonesia yang tinggal atau pernah tinggal di luar negeri, seperti dirinya, memiliki potensi besar untuk turut memajukan Indonesia.
“Karena orang-orang diaspora itu sudah pernah mengalami kehidupan di Indonesia, dan sekarang mengalami kehidupan di luar negeri. Jadi mungkin mereka bisa membantu dengan memberikan ide-ide tentang teknologi… atau membantu dalam hal dana mengingat kebanyakan orang yang di luar negeri mungkin penghasilannya lebih besar. Mungkin mereka bisa membantu Indonesia dengan charity atau beramal,” ujar Tania.
Tania hanyalah satu dari ribuan warga Indonesia yang terlibat dalam Kongres Diaspora Indonesia yang diprakarsai oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika (KBRI). Acara ini bertujuan untuk menghubungkan diaspora Indonesia dari berbagai belahan dunia, menuangkan ide dan wawasan segar, serta membuka berbagai kesempatan sehingga pada akhirnya turut membantu membangun Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan diaspora yang dirangkul bukan hanya WNI di luar negeri tapi juga warga asing yang memiliki ikatan erat dengan Indonesia.
Menurut catatan KBRI, ada sekitar 150 ribu warga Indonesia di Amerika dan sekitar empat juta di seluruh dunia.