Francisco Quijada melihat ke luar jendela toko design interior-nya pertama kali sekitar 45 tahun lalu dan mengatakan bahwa pemandangannya seindah masa depannya. Sekarang, tidak lagi.
“Saya tidak lagi membersihkan kaca-kaca jendela ini karena mahal dan dalam waktu hanya satu minggu kaca-kaca ini akan kotor lagi,” paparnya.
Francisco Quijada mengatakan kegiatan konstruksi kereta bawah tanah di New York tersebut mengganggu jalan masuk ke tokonya dan mengurangi bisnisnya hingga 50 persen. Banyak pejalan kaki, termasuk para pelanggan potensial, berjalan ke arah sebaliknya atau menghindari Second Avenue. Banyak toko tutup. Ia menambahkan, tidak seorang pun pernah mendapatkan kompensasi dari pemerintah dan banyak pebisnis sudah kehabisan modal.
Warga lain yang bermukim di situ, Faye Yong, menyampaikan keluhan lainnya. “Bisingnya sangat mengganggu. Konstruksi itu juga menakutkan. Ketika mereka menggunakan dinamit, kita merasa seakan-akan ada serangan. Seperti suara ledakan bom, keluhnya.”
Francisco Quijada menggambarkan ledakan-ledakan itu seperti gempa bumi kecil, dan katanya ledakan itu membuat dindingnya retak-retak.
Para pebisnis menggambarkan hubungan baik dengan pekerja-pekerja konstruksi. Para pekerja mengatakan pebisnis-pebisnis di Second Avenue memberi mereka dukungan. Tetapi, para pebisnis mengeluh karena sejumlah pertemuan dengan pejabat-pejabat publik tidak jelas hasilnya.
Quijada mengatakan lagi, “Mereka terlalu sibuk untuk bisa menampung keluhan dan kemalangan yang kami alami.”
Para petugas transit New York City menolak permohonan wawancara VOA. Tetapi, mantan Kepala Otoritas Transportasi Metropolitan MTA Jay Walder gembira saat mesin bor berhasil menyelesaikan terowongan September lalu.
Ia mengatakan, “Ini fantastis. Tahu tidak, ketika kita berada di atas tanah sulit melihat apakah ada kemajuan atau tidak atas proyek ini. Tetapi, jika kita turun ke bawah, kita bisa melihat terowongan Second Avenue mulai terbentang tepat di depan mata kita.”
Pengusaha restoran Dave Goodside mengatakan memberhentikan sejumlah karyawan dan mengambil pinjaman bank untuk bertahan dalam masa konstruksi ang makan waktu tahunan ini. Tetapi, ia mengakui manfaat jalur kereta bawah tanah kalau proyek ini selesai.
“Jika kita memiliki apartemen di 72nd Street, atau hanya satu blok dari jalur kereta api bawah tanah, kita bisa menjualnya dengan harga tinggi, dan pemerintah kota akan mengenakan pajak atas properti itu,” paparnya.
Francisco Quijada dan warga lainnya mengatakan kenaikan harga properti itu bisa menjadi kompensasi apabila mereka tidak bisa bertahan lebih lama lagi.
Proyek konstruksi jalur kereta bawah tanah ini dibangun dalam beberapa tahap. Keseluruhannya, menurut rencana, akan selesai tahun 2016.