Para pejabat negara bagian Bahia, Brazil, di mana pabrik BYD didirikan, pekan ini mengatakan bahwa mereka menemukan lebih dari 160 pekerja China yang dikontrak oleh Jinjiang Construction Brazil Ltd. berada dalam kondisi yang “melemah”, beberapa di antaranya menunjukkan tanda-tanda kerusakan kulit.
Jinjiang membantah pegawainya telah diperbudak secara ilegal, dan mengatakan pada Kamis bahwa tuduhan tersebut telah “sangat merusak martabat orang China.”
“Diberi label ‘diperbudak’ tanpa alasan yang jelas telah membuat staf kami merasa sangat terhina dan hak asasi manusia mereka telah dilanggar,” ungkap perusahaan kontraktor itu di platform media sosial China Weibo.
Mereka membagikan foto-foto sebuah surat yang menyangkal kondisi kerja yang buruk dan menyebut adanya masalah penerjemahan, yang tampaknya ditandatangani oleh staf lokal China-nya.
Anak perusahaan BYD di Brazil, Senin (23/12) mengatakan pihaknya telah “memutus dengan segera” kontraknya dengan cabang Jinjiang yang bertanggung jawab atas pekerjaan di lokasi Camacari. Pekerjaan di sebagian lokasi tersebut juga ditanggungkan atas perintah kementerian pekerjaan umum Bahia (MPT).
Kementerian luar negeri Bahia dan otoritas lainnya telah melakukan inspeksi sejak bulan November, yang menurut MPT mengidentifikasi “163 pekerja yang tampaknya berada dalam kondisi seperti budak di perusahaan Jinjiang, yang menyediakan layanan untuk BYD.”
MPT juga menggambarkan “situasi rawan yang mengkhawatirkan” dalam sebuah pernyataan. “Di salah satu tempat akomodasi, para pekerja tidur di tempat tidur tanpa kasur dan tidak memiliki lemari untuk barang-barang pribadi mereka, yang tercampur dengan persediaan makanan,” katanya. [rd/jm]
Forum