Warga Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara (Sumut), dibuat geger pada Rabu (30/10) petang dengan penemuan dua jenazah di saluran drainase PT SAB/KSU Amalia, Kecamatan Panai Hilir, Labuhanbatu.
Keduanya diduga sebagai korban pembunuhan karena ditemukan banyak luka bekas benda tajam di beberapa bagian tubuh.
Diketahui dua jenazah itu bernama Maraden Sianipar (55), warga Jalan Gajah Mada, Kecamatan Rantauprapat, Labuhanbatu, dan Martua Parasian Siregar alias Sanjay (48) penduduk Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir.
Santer dikabarkan bahwa korban yang bernama Sanjay adalah wartawan surat kabar mingguan Pilar Indonesia (Pindo) Merdeka. Namun hal itu tidak benar. Pemilik media Pindo Merdeka, Paruhuman Daulay mengatakan kepada VOA bahwa Sanjay tak lagi menjadi kuli tinta sejak dua tahun yang lalu.
"Tidak tahu kalau dia wartawan atau bukan sekarang. Tapi yang jelas dua tahun lalu dia wartawan saya. Sebelum gabung dengan Pindo Merdeka, dia anggota LSM pemerhati lahan di sana," katanya kepada VOA, Selasa (5/11).
Ketika menjadi wartawan Sanjay memang kerap mengkritisi kasus sengketa lahan yang ada di Labuhanbatu. Diketahui Sanjay merupakan anggota di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Teranyar, Sanjay turut mengajak Maraden untuk mengadvokasi kasus lahan dan berseberangan dengan PT SAB/KSU Amalia.
"Kami juga sering komunikasi soal perusahaan tersebut," ujar Paruhuman.
Sementara Maraden Sianipar yang ditemukan tewas tak jauh dari lokasi penemuan jenazah Sanjay merupakan mantan caleg dari Partai NasDem. Ketua DPW Partai NasDem Sumut, Iskandar membenarkan Maraden adalah kadernya.
"Benar yang bersangkutan adalah kader kita di NasDem," ucap Iskandar
Kedua jenazah telah diautopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih, Pematangsiantar.
Hingga laporan ini disampaikan polisi belum menangkap pelaku pembunuhan itu.
Kapolres Labuhanbatu, AKBP Agus Darojat mengatakan kepolisian masih melakukan penyelidikan kasus pembunuhan terhadap Sanjay dan Maraden. "Masih penyelidikan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini bisa tertangkap. Sudah ada 11 saksi yang diperiksa,” jelasnya. [aa/em]