Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, jumlah korban tewas akibat wabah Ebola di Afrika Barat telah meningkat menjadi sedikitnya 135 orang.
Dalam sebuah pernyataan Kamis. WHO mengatakan kementerian kesehatan Guinea telah melaporkan total 122 kematian, sementara 12 kematian lainnya dilaporkan oleh para pejabat kesehatan Liberia.
WHO mengatakan, para pejabat sedang menyelidiki lebih dari 200 kasus yang diduga atau dikukuhkan sebagai akibat virus itu di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Enam kasus yang diduga Ebola di Mali terbukti negatif lewat pengujian dan tidak ada kasus baru dilaporkan.
Kasus pertama ebola dilaporkan bulan lalu di Guinea dan kini juga terjadi di negara tetangganya Liberia dan Sierra Leone. Meskipun WHO sedang menangani krisis ini tapi WHO tidak merekomendasikan larangan perdagangan atau perjalanan apapun di kawasan itu. Meski demikian sebagai pertanda keprihatinannya, Senegal telah menutup perbatasan daratnya dengan Guinea sebagai tindakan pencegahan.
Mengingat sifat penyakit itu yang mematikan, keprihatinan semacam itu beralasan. Ebola menular dengan cepat dan belum ada pengobatannya. Virus Ebola yang ganas diyakini berasal dari binatang yang terinfeksi dan menular ke manusia lewat makanan atau kontak cairan tubuh.
Gejala awal penyakit itu termasuk demam dan lemas kemudian semakin parah disertai diare, muntah dan mengalami perdarahan di dalam tubuh. Penyakit itu sebelumnya merebak di hutan Afrika Tengah tapi ini merupakan yang pertama kalinya Ebola dilaporkan di negara-negara Afrika Barat.
Afrika barat tidak bertindak sendiri. Amerika dan mitra-mitra lainnya bekerja sama dengan pejabat kesehatan internasional membantu memerangi Ebola. Lima anggota tim tadi dan dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika/CDC bagian Virus Patogen khusus ke Guinea tanggal 31 Maret untuk memberi saran dan konsultasi pakar. Selain itu tim kecil CDC akan ke Liberia untuk memberi bantuan teknis pada Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
Badan Pembangunan Internasional Amerika/ USAID mendanai laboratorium bergerak di Guinea yang dengan cepat bisa menguji kasus yang diduga Ebola. Lewat program USAID lainnya alat-alat perlindungan, juga diberikan kepada para pekerja layanan kesehatan yang mengobati penderita Ebola. Departemen Pertahanan Amerika bekerja sama dengan Metabiota Inc, perusahaan yang memantau ancaman penyakit akibat virus di seluruh dunia, menyediakan bantuan bagi laboratorium yang menguji sampel yang diduga penyakit Ebola.
Dalam sebuah pernyataan Kamis. WHO mengatakan kementerian kesehatan Guinea telah melaporkan total 122 kematian, sementara 12 kematian lainnya dilaporkan oleh para pejabat kesehatan Liberia.
WHO mengatakan, para pejabat sedang menyelidiki lebih dari 200 kasus yang diduga atau dikukuhkan sebagai akibat virus itu di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Enam kasus yang diduga Ebola di Mali terbukti negatif lewat pengujian dan tidak ada kasus baru dilaporkan.
Kasus pertama ebola dilaporkan bulan lalu di Guinea dan kini juga terjadi di negara tetangganya Liberia dan Sierra Leone. Meskipun WHO sedang menangani krisis ini tapi WHO tidak merekomendasikan larangan perdagangan atau perjalanan apapun di kawasan itu. Meski demikian sebagai pertanda keprihatinannya, Senegal telah menutup perbatasan daratnya dengan Guinea sebagai tindakan pencegahan.
Mengingat sifat penyakit itu yang mematikan, keprihatinan semacam itu beralasan. Ebola menular dengan cepat dan belum ada pengobatannya. Virus Ebola yang ganas diyakini berasal dari binatang yang terinfeksi dan menular ke manusia lewat makanan atau kontak cairan tubuh.
Gejala awal penyakit itu termasuk demam dan lemas kemudian semakin parah disertai diare, muntah dan mengalami perdarahan di dalam tubuh. Penyakit itu sebelumnya merebak di hutan Afrika Tengah tapi ini merupakan yang pertama kalinya Ebola dilaporkan di negara-negara Afrika Barat.
Afrika barat tidak bertindak sendiri. Amerika dan mitra-mitra lainnya bekerja sama dengan pejabat kesehatan internasional membantu memerangi Ebola. Lima anggota tim tadi dan dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika/CDC bagian Virus Patogen khusus ke Guinea tanggal 31 Maret untuk memberi saran dan konsultasi pakar. Selain itu tim kecil CDC akan ke Liberia untuk memberi bantuan teknis pada Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
Badan Pembangunan Internasional Amerika/ USAID mendanai laboratorium bergerak di Guinea yang dengan cepat bisa menguji kasus yang diduga Ebola. Lewat program USAID lainnya alat-alat perlindungan, juga diberikan kepada para pekerja layanan kesehatan yang mengobati penderita Ebola. Departemen Pertahanan Amerika bekerja sama dengan Metabiota Inc, perusahaan yang memantau ancaman penyakit akibat virus di seluruh dunia, menyediakan bantuan bagi laboratorium yang menguji sampel yang diduga penyakit Ebola.