BANDA ACEH —
Tentara, polisi dan tenaga sukarela menyisir wilayah Aceh pada Rabu (3/7), menelisik puing-puing rumah dan longsoran tanah untuk mencari korban gempa yang saat ini sudah menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai ratusan lainnya.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 200 orang cedera dan sedikitnya 1.500 rumah rusak oleh gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter, dengan kedalaman 10 kilometer di provinsi Aceh, Selasa (2/7). Pusat gempa terletak di 55 kilometer sebelah barat kota Bireun.
Daerah-daerah yang paling parah dilanda gempa adalah kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, dimana terjadi tanah longsor dan bangunan-bangunan rubuh.
Pulau Sumatera rawan terhadap gempa bumi karena terletak dekat garis retak bumi yang mengelilingi Samudera Pasifik, kawasan yang dikenal dengan nama Lingkaran Api Pasifik.
Gempa bumi yang sangat kuat tahun 2004 di lepas pantai Aceh memicu tsunami yang menewaskan lebih dari dari 200 ribu orang di negara-negara Samudera Hindia. Sebagian besar korban jiwa adalah di Aceh.
Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan jumlah rumah dan bangunan yang rusak di daerah itu masih dihitung.
"Di kabupaten Aceh Tengah, 10 orang tewas, 140 luka-luka dan sekitar 1.500 rumah dan bangunan rusak," ujar Sutopo. Gempa itu juga memicu longsor dan membuat ratusan orang diungsikan ke 10 tempat penampungan sementara.
Korban tewas di Aceh Tengah termasuk sedikitnya enam anak-anak yang tewas saat sedang mengaji di sebuah masjid di desa Blang Mancung yang kemudian runtuh.
"Tim penyelamat dan pembantu lainnya telah tiba di Bener Meriah, sementara angkatan udara telah mengirimkan sebuah helikopter dan pesawat CN-235 ke wilayah tersebut," lanjut Sutopo.
“Kami sekarang berkonsentrasi mencari orang-orang yang mungkin tertimbun reruntuhan,” ujar Rusli M. Saleh, Wakil Bupati Bener Meriah.
Ia mengatakan sedikitnya 25 orang yang terluka di wilayahnya diopname untuk perawatan intensif.
Di Bener Meriah, sekitar 300 warga menginap di tenda di tanah terbuka, seperti lapangan sekapkbola, karena wilayah itu masih menghadapi gempa susulan.
"Banyak di antara warga yang membutuhkan makananAda gempa susulan tadi malam dan orang-orang tidak ingin kembali ke rumah, jadi mereka tinggal di tenda semalam. Namun kami tidak memiliki tenda yang cukup,” ujarnya Fauzi dari BNPB setempat. “Listrik mati sekarang dan komunikasi tidak dapat diandalkan,” lanjutnya.
Warga berlarian ke luar rumah di ibukota Banda Aceh karena gempa, yang terjadi sekitar 320 kilometer, mengguncang rumah-rumah.
Gempa juga terasa di Medan, Sumatra Utara, menyebabkan kekhawatiran di kalangan pejabat yang menghadiri forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pacific (APEC) di kota itu. Mereka dikawal keluar dari ruang pertemuan di lantai dua oleh petugas keamanan. (AP/AFP)
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 200 orang cedera dan sedikitnya 1.500 rumah rusak oleh gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter, dengan kedalaman 10 kilometer di provinsi Aceh, Selasa (2/7). Pusat gempa terletak di 55 kilometer sebelah barat kota Bireun.
Daerah-daerah yang paling parah dilanda gempa adalah kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, dimana terjadi tanah longsor dan bangunan-bangunan rubuh.
Pulau Sumatera rawan terhadap gempa bumi karena terletak dekat garis retak bumi yang mengelilingi Samudera Pasifik, kawasan yang dikenal dengan nama Lingkaran Api Pasifik.
Gempa bumi yang sangat kuat tahun 2004 di lepas pantai Aceh memicu tsunami yang menewaskan lebih dari dari 200 ribu orang di negara-negara Samudera Hindia. Sebagian besar korban jiwa adalah di Aceh.
Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan jumlah rumah dan bangunan yang rusak di daerah itu masih dihitung.
"Di kabupaten Aceh Tengah, 10 orang tewas, 140 luka-luka dan sekitar 1.500 rumah dan bangunan rusak," ujar Sutopo. Gempa itu juga memicu longsor dan membuat ratusan orang diungsikan ke 10 tempat penampungan sementara.
Korban tewas di Aceh Tengah termasuk sedikitnya enam anak-anak yang tewas saat sedang mengaji di sebuah masjid di desa Blang Mancung yang kemudian runtuh.
"Tim penyelamat dan pembantu lainnya telah tiba di Bener Meriah, sementara angkatan udara telah mengirimkan sebuah helikopter dan pesawat CN-235 ke wilayah tersebut," lanjut Sutopo.
“Kami sekarang berkonsentrasi mencari orang-orang yang mungkin tertimbun reruntuhan,” ujar Rusli M. Saleh, Wakil Bupati Bener Meriah.
Ia mengatakan sedikitnya 25 orang yang terluka di wilayahnya diopname untuk perawatan intensif.
Di Bener Meriah, sekitar 300 warga menginap di tenda di tanah terbuka, seperti lapangan sekapkbola, karena wilayah itu masih menghadapi gempa susulan.
"Banyak di antara warga yang membutuhkan makananAda gempa susulan tadi malam dan orang-orang tidak ingin kembali ke rumah, jadi mereka tinggal di tenda semalam. Namun kami tidak memiliki tenda yang cukup,” ujarnya Fauzi dari BNPB setempat. “Listrik mati sekarang dan komunikasi tidak dapat diandalkan,” lanjutnya.
Warga berlarian ke luar rumah di ibukota Banda Aceh karena gempa, yang terjadi sekitar 320 kilometer, mengguncang rumah-rumah.
Gempa juga terasa di Medan, Sumatra Utara, menyebabkan kekhawatiran di kalangan pejabat yang menghadiri forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pacific (APEC) di kota itu. Mereka dikawal keluar dari ruang pertemuan di lantai dua oleh petugas keamanan. (AP/AFP)