Jumlah korban tewas dalam serangan yang dilakukan militan Islam di wilayah selatan Rusia, Dagestan, meningkat menjadi 21 orang setelah seorang petugas polisi yang terluka meninggal di rumah sakit, kata para pejabat, Selasa (25/6).
Serangan hari Minggu itu, di mana sekolompok militan menyerang rumah-rumah ibadah Kristen dan Yahudi dan menembaki polisi di kota Derbent dan Makhachkala di wilayah mayoritas Muslim di Kaukasus Utara adalah yang paling banyak menelan korban jiwa di Rusia sejak bulan Maret, ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan di sebuah konser di Rusia, pinggiran kota Moskow, menewaskan 145 orang.
Sebuah afiliasi dari kelompok ISIS di Afghanistan, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Maret, dengan cepat memuji serangan di Dagestan, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh “saudara-saudara di Kaukasus yang menunjukkan bahwa mereka masih kuat.”
Komite Investigasi, badan investigasi kriminal utama Rusia, mengatakan kelima penyerang tewas.
Mavsum Ragimov, kepala wilayah Derbent, mengatakan pada Selasa bahwa seorang sersan polisi meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit, sehingga jumlah korban menjadi 21, 16 di antaranya adalah polisi.
Otoritas medis di Dagestan mengatakan pada Senin bahwa sedikitnya 46 orang terluka, 13 di antaranya adalah polisi.
Di antara korban tewas adalah Pendeta Nikolai Kotelnikov, seorang pendeta Ortodoks Rusia berusia 66 tahun di sebuah gereja di Derbent. Serangan itu terjadi ketika umat Kristen Ortodoks merayakan Pentakosta, yang juga dikenal sebagai Minggu Tritunggal.
Pada awal 2000-an, hampir setiap hari terjadi serangan terhadap polisi dan pihak berwenang di Dagestan yang diduga dilakukan oleh ekstremis militan. Setelah munculnya kelompok ISIS, banyak penduduk di wilayah tersebut yang bergabung dengan kelompok tersebut di Suriah dan Irak.
Kekerasan di Dagestan telah mereda dalam beberapa tahun terakhir, namun sebagai tanda bahwa sentimen ekstremis masih tinggi di wilayah tersebut, massa melakukan kerusuhan di sebuah bandara di sana pada Oktober, menargetpenerbangan dari Israel.
Lebih dari 20 orang terluka, tidak satupun dari mereka adalah warga Israel, ketika ratusan pria, beberapa membawa spanduk dengan slogan-slogan anti-yahudi, bergegas ke landasan, mengejar penumpang dan melemparkan batu ke arah polisi. [ab/ns]
Forum