Tim SAR sejauh ini telah menemukan 18 orang yang tewas akibat tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dan masih mencari dua orang yang hilang, kata para pejabat, Senin (15/4).
Tim penyelamat sebelumnya menemukan sekitar 14 jenazah di desa Makale pada Minggu sore dan empat di Makale Selatan, kata Mexianus Bekabel, Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Makassar.
“Kami masih mencari dua korban lagi, namun kabut dan gerimis membuat pencarian sulit dan petugas di lapangan kewalahan,” kata Sulaiman Malia, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tana Toraja, Senin (15/4).
Hujan lebat telah mengakibatkan longsor di perbukitan sekitar dan longsor itu menimbun empat rumah di dekatnya sebelum tengah malam pada hari Sabtu di kabupaten Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan, kata kepala polisi setempat Gunardi Mundu.
Dia mengatakan, saat tanah longsor melanda, sebuah acara kumpul keluarga sedang berlangsung di salah satu rumah.
Puluhan tentara, polisi dan relawan bergabung dalam upaya pencarian di desa-desa terpencil di lereng bukit Makale dan Makale Selatan, kata Gunardi.
Tim penyelamat Minggu pagi berhasil mengevakuasi dua orang yang terluka, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Putusnya jalur komunikasi, cuaca buruk dan tanah yang tidak stabil menghambat upaya penyelamatan, kata Gunardi.
Tana Toraja memiliki banyak tempat wisata populer, antara lain rumah adat dan gua pemakaman yang memiliki banyak patung kayu yang disebut tau-tau. Patung kayu itu dibuat semirip mungkin dengan jenazah-jenazah yang dimakamkan di gua tersebut.
Hujan musiman sering menyebabkan tanah longsor dan banjir di Indonesia, yang terdiri dari 17.000 pulau, di mana jutaan orang tinggal di daerah-daerah pegunungan atau dataran-dataran banjir yang subur. [ab/uh]
Forum