Brazil adalah negara Amerika Selatan pertama yang mencatat lebih dari 1.000 kematian akibat COVID-19.
Pusat Informasi Virus Corona Johns Hopkins mengatakan, Sabtu (11/4) pagi, Brazil memiliki sekitar 20.000 kasus yang dikonfirmasi dengan 1.074 kematian.
Presiden Brazil Jair Bolsonaro enggan menerapkan aturan karantina untuk memperlamban penyebaran penyakit. Dia mengatakan khawatir akan dampak ekonomi dari pembatasan semacam itu.
Presiden itu juga meremehkan virus corona, menyebutnya "flu kecil."
Hampir semua gubernur Brazil telah memberlakukan upaya karantina.
Bolsonaro mengunjungi sebuah rumah sakit pada Jumat (10/4) tanpa mengenakan masker. BBC melaporkan dia terlihat mengusap hidungnya dan berjabat tangan dengan seorang lansia.
Para pakar medis sangat mengkhawatirkan dampak virus itu terhadap warga miskin, permukiman padat dan warga suku asli di Brazil.
Seorang remaja 15 tahun anggota kelompok etnis Yanonami meninggal dunia pekan ini, kata laporan BBC. Dia adalah orang suku asli pertama yang meninggal akibat virus itu. [vm/ft]