Jumlah korban tewas akibat kekerasan selama tiga hari di New Delhi meningkat menjadi 20, Rabu (26/2), menyusul bentrokan antara umat Hindu dan Muslim, mempersoalkan UU baru Kewarganegaraan yang kontroversial di negara itu.
Sejumlah saksi mengatakan, asap hitam terlihat mengepul di bagian timurlaut New Delhi setelah sejumlah demonstran Hindu membakar sejumlah toko buah dan sayur serta sebuah tempat ibadah Muslim, Selasa (25/2).
Seorang juru bicara kepolisian mengatakan, sedikitnya 186 orang, termasuk lebih dari 50 polisi, terluka dalam bentrokan itu.
Pihak berwenang menutup sekolah-sekolah di kawasan-kawasan yang mengalami aksi kekerasan.
Bentrokan kekerasan di ibukota India tersebut meletus setelah parlemen menyetujui amandemen baru UU Kewarganegaraan, Desember lalu, yang bisa mempercepat proses naturalisi orang-orang asing dari semua kelompok agama, kecuali Islam. Aksi kekerasan itu sendiri berlangsung sewaktu Presiden AS Donald Trump memulai kunjunganya ke India. [ab/uh]