Tautan-tautan Akses

Korea Utara Berencana Tutup Perbatasan dengan Korea Selatan Secara 'Permanen'


Peta lokasi Donghae, Korea Selatan. Militer Korea Utara mengatakan, Rabu, 9 Oktober 2024, bahwa pihaknya akan menutup perbatasan di bagian selatan dengan Korea Selatan, yaitu jalur kereta Donghae.
Peta lokasi Donghae, Korea Selatan. Militer Korea Utara mengatakan, Rabu, 9 Oktober 2024, bahwa pihaknya akan menutup perbatasan di bagian selatan dengan Korea Selatan, yaitu jalur kereta Donghae.

Militer Korea Utara mengatakan pada Rabu (9/10) bahwa pihaknya berencana “menutup secara permanen dan memblokade perbatasan di bagian selatan” dengan Seoul dan telah memberi tahu militer Amerika Serikat (AS) untuk mencegah agar tidak terjadi bentrokan yang tidak disengaja.

Dalam sebuah pernyataan, Pyongyang mengatakan pihaknya akan “memutus jalan dan jalur kereta api” yang suatu hari nanti mungkin memfasilitasi perjalanan antara kedua negara Korea.

Meskipun Korea Utara pada Rabu menggambarkan tindakan tersebut sebagai “langkah militer besar”, seorang analis berpendapat bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan kelanjutan dari proses yang telah lama berjalan.

Hubungan antar-Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang menutup badan-badan yang ditujukan untuk reunifikasi dan menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama”.

Negara yang memiliki senjata nuklir itu diperkirakan akan membatalkan perjanjian penting antar-Korea yang ditandatangani pada 1991 dalam sidang penting parlemen yang berakhir Selasa (15/10). Hal itu menjadi bagian dari upaya pemimpin Kim Jong Un untuk secara resmi menyatakan Korea Selatan sebagai negara musuh.

Namun dalam laporan yang dirilis pada Rabu, yang mengungkapkan penunjukan menteri pertahanan baru, media resmi pemerintah tidak menyebutkan berakhirnya perjanjian tersebut.

Beberapa jam kemudian, pihak militer mengatakan pihaknya merencanakan “langkah militer besar-besaran” yang akan “memutus seluruh jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Republik Korea (Korea Selatan) dan membentengi wilayah terkait di pihak kami dengan struktur pertahanan yang kuat.”

Militer Korea Utara menambahkan bahwa pihaknya telah mengirim pesan melalui telepon kepada pasukan AS pada Rabu pagi untuk "mencegah kesalahan penilaian dan konflik yang tidak disengaja mengenai proyek benteng yang akan diluncurkan di daerah perbatasan selatan yang rawan".

Balon-balon yang dikirim Korea Utara tampak dari Pos Pengamatan Unifikasi di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan Korea Utara, di Korea Selatan, 24 Juli 2024. (Foto: Ahn Young-joon)
Balon-balon yang dikirim Korea Utara tampak dari Pos Pengamatan Unifikasi di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan Korea Utara, di Korea Selatan, 24 Juli 2024. (Foto: Ahn Young-joon)

Meskipun perbatasan tersebut merupakan salah satu perbatasan yang paling ketat penjagaan militernya di dunia, perbatasan itu gagal mencegah warga Korea Utara untuk menyeberang ke Korea Selatan pada Agustus.

Seoul mengatakan pada Juli bahwa Pyongyang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk memasang ranjau darat dan mendirikan penghalang sambil mengubah daerah tersebut menjadi gurun di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat.

Pada Juni, militer Korea Selatan mengatakan bahwa tentara Korea Utara yang bertugas memperkuat perbatasan “banyak menjadi korban” akibat insiden ledakan ranjau darat.

Pada bulan yang sama, agen mata-mata Seoul mengatakan pihaknya mendeteksi tanda-tanda bahwa Korea Utara sedang menghancurkan bagian jalur kereta api yang menghubungkan kedua Korea.

“Korea Utara telah menghancurkan sebagian jalur kereta api Jalur Donghae, tampaknya dengan tujuan untuk memutuskan hubungannya dengan Korea Selatan sepenuhnya,” Yang Moo-jin, presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan kepada AFP.

Dia menyebut pernyataan Korea Utara yang terbaru sebagai "konfirmasi resmi".

Tentara Korea Utara mengatakan pada Rabu bahwa keputusannya adalah “langkah pertahanan diri” sebagai tanggapan terhadap “latihan perang” Korea Selatan dan kunjungan oleh aset-aset nuklir strategis AS.

Meskipun tidak ada laporan revisi konstitusi yang melibatkan Seoul pada pertemuan minggu ini, Hong Min, analis senior di Institut Unifikasi Nasional Korea, mengatakan Korea Utara mungkin menunggu hasil pemilu AS bulan depan sebelum mengambil tindakan.

Pyongyang pada Rabu juga menunjuk No Kwang Chol sebagai menteri pertahanan baru, menggantikan Kang Sun Nam.

Penunjukkan No itu diumumkan sehari setelah kepala pertahanan Seoul mengatakan tentara Korea Utara kemungkinan besar bertempur di Ukraina bersama tentara Rusia, dan beberapa diyakini telah terbunuh dan diperkirakan akan dikerahkan lebih banyak lagi.[ft/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG