Pasukan dan tim ahli dari Korea Utara dan Korea Selatan mulai menyingkirkan ranjau di sepanjang perbatasan kedua negara yang dijaga ketat, Senin (1/10) sesuai perjanjian peredaan ketegangan yang dicapai oleh kedua negara bulan lalu. Demikian dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini belum ada konfirmasi segera dari Korea Utara bahwa pasukannya telah mulai melaksanakan proyek yang perjanjiannya ditandatangani di ibu kota Korea Utara, Pyongyang oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu.
Menurut pernyataan Korea Selatan, kedua pihak sepakat untuk menyingkirkan semua ranjau darat di Daerah Keamanan Bersama (JSA) dalam 20 hari ke depan. Pekerjaan itu juga akan dilakukan di bagian Cheorwon di Provinsi Gangwon, lokasi pertempuran paling sengit dalam Perang Korea di tempat yang disebut “Arrow Head Hill” atau “Bukit Mata Panah.”
Pada tahun 2019 pasukan baik dari Korea Utara maupun Korea Selatan direncanakan akan mencari mayat ratusan prajurit yang diduga dikubur di Cheorwon.
Perjanjian bulan September itu juga termasuk menghilangkan pos penjaga dan senjata dari JSA setelah pembersihan ranjau. Pasukan yang tersisa di sana tidak akan dipersenjatai.
JSA adalah satu-satunya wilayah di zona demiliterisasi (DMZ) sepanjang 250 kilometer di mana pasukan dari kedua Korea berhadapan langsung. Komando PBB yang mengawasi Zona Demiliterisasi juga memiliki pasukan yang ditempatkan di sana. [lt]