Sebuah kelompok riset Amerika mengatakan sebuah rudal jelajah tampaknya menjadi tambahan terbaru arsenal militer Korea Utara yang semakin maju.
The US-Korea Institute, sebuah lembaga riset dengan perhatian khusus pada masalah-masalah Korea di Universitas Johns Hopkins, melihat rudal baru itu dalam satu tembakan singkat yang terselubung dalam video propaganda militer Korea Utara.
Ia mengatakan rudal jelajah itu merupakan salinan rudal anti-kapal Kh-35 berbasis laut buatan Rusia, yang dapat diluncurkan dari kapal, helikopter, atau darat.
Lembaga yang menerbitkan temuannya dalam blog 38 North itu mengatakan Pyongyang kemungkinan besar memperoleh rudal tersebut melalui penjualan langsung dari Rusia.
Dikatakan Korea Utara juga bisa memperoleh rudal jelajah itu melalui pihak ketiga seperti Myanmar.
Kesepakatan tersebut, jika memang dilakukan, melanggar sanksi PBB tentang program nuklir dan rudal Korea Utara.
The US-Korea Institute, sebuah lembaga riset dengan perhatian khusus pada masalah-masalah Korea di Universitas Johns Hopkins, melihat rudal baru itu dalam satu tembakan singkat yang terselubung dalam video propaganda militer Korea Utara.
Ia mengatakan rudal jelajah itu merupakan salinan rudal anti-kapal Kh-35 berbasis laut buatan Rusia, yang dapat diluncurkan dari kapal, helikopter, atau darat.
Lembaga yang menerbitkan temuannya dalam blog 38 North itu mengatakan Pyongyang kemungkinan besar memperoleh rudal tersebut melalui penjualan langsung dari Rusia.
Dikatakan Korea Utara juga bisa memperoleh rudal jelajah itu melalui pihak ketiga seperti Myanmar.
Kesepakatan tersebut, jika memang dilakukan, melanggar sanksi PBB tentang program nuklir dan rudal Korea Utara.