Badan Internet dan Keamanan Korea Selatan (KISA), Rabu, mengatakan, serangan itu memiliki kemiripan dengan usaha-usaha peretasan sebelumnya yang dilakukan Reconnaissance General Bureau, badan intelijen militer Korea Utara.
Para penyelidik mengatakan, mereka melacak serangan itu hingga ke enam komputer pribadi di Korea Utara, meskipun para peretas berusaha menyembunyikan identitas mereka dengan menggunakan alamat Internet Protocol (IP) di 40 negara berbeda.
KISA mengatakan Korea Utara sebelumnya menggunakan 22 dari lokasi-lokasi itu dalam usaha-usaha peretasan sebelumnya. Badan itu juga mengatakan, serangan itu menggunakan piranti lunak berbahaya yang sebelumnya terkait dengan serangan cyber yang berasal dari Korea Utara.
Seorang jurubicara KISA mengatakan, serangan itu, dalam kata-katanya, dipersiapkan dengan sangat hati-hati. Seorang pejabat di badan keamanan internet Korea Selatan, Chun Kil-soo, mengatakan kepada wartawan hari Rabu (10/4) bahwa serangan itu serupa dengan peretasan Korea Utara di masa lalu.
Serangan 20 Maret itu mempengaruhi 48 ribu komputer dan server, melumpuhkan operasi di tiga badan penyiaran terkemuka di Korea Selatan dan mengganggu layanan keuangan di sejumlah bank selama beberapa hari.
Tuduhan itu dikeluarkan pada saat memuncaknya ketegangan di semenanjung Korea, dan Korea Utara melontarkan kecaman-kecaman yang semakin beringas karena kemarahannya atas sanksi PBB dan latihan militer Amerika-Korea Selatan.
Hari Selasa, Korea Utara mengatakan perang nuklir bakal terjadi dan menyarankan agar orang asing di Korea Selatan mengungsi ke tempat-tempat yang aman.
Para penyelidik mengatakan, mereka melacak serangan itu hingga ke enam komputer pribadi di Korea Utara, meskipun para peretas berusaha menyembunyikan identitas mereka dengan menggunakan alamat Internet Protocol (IP) di 40 negara berbeda.
KISA mengatakan Korea Utara sebelumnya menggunakan 22 dari lokasi-lokasi itu dalam usaha-usaha peretasan sebelumnya. Badan itu juga mengatakan, serangan itu menggunakan piranti lunak berbahaya yang sebelumnya terkait dengan serangan cyber yang berasal dari Korea Utara.
Seorang jurubicara KISA mengatakan, serangan itu, dalam kata-katanya, dipersiapkan dengan sangat hati-hati. Seorang pejabat di badan keamanan internet Korea Selatan, Chun Kil-soo, mengatakan kepada wartawan hari Rabu (10/4) bahwa serangan itu serupa dengan peretasan Korea Utara di masa lalu.
Serangan 20 Maret itu mempengaruhi 48 ribu komputer dan server, melumpuhkan operasi di tiga badan penyiaran terkemuka di Korea Selatan dan mengganggu layanan keuangan di sejumlah bank selama beberapa hari.
Tuduhan itu dikeluarkan pada saat memuncaknya ketegangan di semenanjung Korea, dan Korea Utara melontarkan kecaman-kecaman yang semakin beringas karena kemarahannya atas sanksi PBB dan latihan militer Amerika-Korea Selatan.
Hari Selasa, Korea Utara mengatakan perang nuklir bakal terjadi dan menyarankan agar orang asing di Korea Selatan mengungsi ke tempat-tempat yang aman.