Para pakar Korea Utara mengatakan revisi anggaran dasar Partai Buruh Korea, nampaknya untuk menciptakan dasar bagi Kim Jong Il untuk menyerahkan kekuasaan kepada puteranya, Kim Jong Un.
Revisi anggaran dasar itu tertanggal 28 September 2010, ketika anggota-anggota partai bertemu di Pyongyang. Hari berikutnya kantor berita pemerintah melaporkan anggaran dasar itu direvisi untuk memperkuat kepemimpinan partai dan mempertinggi perannya dalam militer.
Tetapi tidak dilaporkan rincian mengenai perubahan itu; anggaran dasar yang baru itu juga belum diumumkan.
Para pejabat pemerintah dan analis politik di Seoul mengatakan salah satu perubahan dalam anggaran dasar itu memungkinkan ketua partai juga mengetuai Komisi Militer Pusat, sehingga satu orang dapat sekaligus menguasai semua masalah militer dan negara. Kim Jong Un, yang saat ini berusia 20-an, juga mengepalai Komisi itu bersama Kepala Staf Gabungan Militer, Marsekal Muda Ri Yong Ho, 68 tahun.
Cheong Seong-chang, pakar politik pada Lembaga Sejong, yang mengkaji kebijakan luar negeri dan pertahanan Korea Utara, mengatakan perubahan itu berarti Kim Jong Un akan punya otoritas penuh untuk menguasai militer dan pemerintahan apabila ayahnya tiba-tiba meninggal.
Cheong ingat pemimpin Partai Komunis Tiongkok almarhum Mao Zedong mengatakan kekuasaan politik tumbuh dari laras senjata. Demikian juga dalam sistem sosialis Korea Utara, kekuasaan militer sangat menentukan. Cheong mengatakan, berlakunya perubahan anggaran dasar itu, memberi Kim jong Un kekuasaan atas militer.
Anak bungsu Kim Jong Il, tokoh yang sampai tahun lalu tidak dikenal di Korea Utara, tiba-tiba menjadi sorotan ketika ia diangkat sebagai jenderal berbintang empat. Sejak saat itu media pemerintah sering memberitakan Kim Jong Un pada peristiwa-peristiwa penting bersama ayahnya.
Para pakar Korea Utara mengatakan perubahan itu adalah pertanda bahwa, Kim Jong Il melakukan tindakan secara berhati-hati karena adanya skeptisme di dalam dan luar negeri mengenai pengalihan kekuasaan kepada generasi ketiga keluarganya. Kim Jong Il menggantikan ayahnya, Kim Il Sung, yang merupakan pemimpin pertama Korea Utara.
Korea Utara adalah salah satu negara termiskin di dunia. Negara itu secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan yang makmur sejak gencatan senjata tahun 1953 mengakhiri perang saudara.
