SEOUL —
Korea Utara hari Jumat (14/2) mencabut tuntutannya agar Korea Selatan menunda latihan militer tahunan dengan Amerika sampai acara reuni keluarga selesai.
Latihan militer yang berlangsung akhir bulan itu bersamaan dengan acara reuni lintas-batas pertama sejak tahun 2010 antara kerabat keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.
Korea Utara pekan lalu mengancam akan membatalkan acara reuni yang penuh rasa haru itu, dengan alasan latihan militer itu membuat pesawat-pesawat tempur Amerika terbang di atas semenanjung Korea.
Tapi setelah pembicaraan tingkat tertinggi antara kedua Korea sejak tahun 2007 hari Rabu lalu, Korea Utara melunakkan posisinya, dengan mengatakan latihan militer itu harus ditunda.
Kim Kyou-hyun, kepala Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC), mengatakan mengatakan, Jumat (14/2), hari kedua pembicaraan bahwa para pejabat Korea Utara setuju melaksanakan reuni tanpa syarat dan itu tidak dapat dikaitkan dengan latihan militer.
Ia mengatakan itu merupakan isu berbeda dan menjadi dasar kepercayaan antara kedua Korea. Acara reuni keluarga, katanya, merupakan langkah penting pertama menuju kepercayaan. Jadi, Korea Selatan meminta Korea Utara untuk bersama-sama memahami keputusan dan kesepakatan itu.
Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), menegaskan kesepakatan tersebut dan mengatakan kedua pihak menyatakan keinginannya untuk membuka tahap baru persatuan, perdamaian dan kemakmuran nasional dengan meningkatkan hubungan antar-Korea.
Reuni keluarga berlangsung tanggal 20-25 Februari dan diadakan di dekat perbatasan di kawasan wisata Gunung Kumgang di Korea Utara.
Latihan militer dimulai tanggal 24 Februari dan berlangsung hingga bulan April.
Korea Utara menunda upaya terakhir acara reuni pada bulan September, dengan alasan latihan militer dan sikap bermusuhan Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan latihan militer itu merupakan persiapan bagi invasi, sementara Korea Selatan dan Amerika mengatakan mereka hanya memelihara kewaspadaan terkait provokasi dari Korea Utara.
Kedua Korea juga sepakat hari Jumat (14/2) untuk menghindari fitnah satu sama lain, sebagai bagian dari langkah-langkah membangun kepercayaan.
Korea Utara menuntut dihentikannya laporan-laporan media Korea Selatan tentang apa pun yang dianggap menghina pemimpin Kim Jong Un atau sistem politik negara itu.
Latihan militer yang berlangsung akhir bulan itu bersamaan dengan acara reuni lintas-batas pertama sejak tahun 2010 antara kerabat keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.
Korea Utara pekan lalu mengancam akan membatalkan acara reuni yang penuh rasa haru itu, dengan alasan latihan militer itu membuat pesawat-pesawat tempur Amerika terbang di atas semenanjung Korea.
Tapi setelah pembicaraan tingkat tertinggi antara kedua Korea sejak tahun 2007 hari Rabu lalu, Korea Utara melunakkan posisinya, dengan mengatakan latihan militer itu harus ditunda.
Kim Kyou-hyun, kepala Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC), mengatakan mengatakan, Jumat (14/2), hari kedua pembicaraan bahwa para pejabat Korea Utara setuju melaksanakan reuni tanpa syarat dan itu tidak dapat dikaitkan dengan latihan militer.
Ia mengatakan itu merupakan isu berbeda dan menjadi dasar kepercayaan antara kedua Korea. Acara reuni keluarga, katanya, merupakan langkah penting pertama menuju kepercayaan. Jadi, Korea Selatan meminta Korea Utara untuk bersama-sama memahami keputusan dan kesepakatan itu.
Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), menegaskan kesepakatan tersebut dan mengatakan kedua pihak menyatakan keinginannya untuk membuka tahap baru persatuan, perdamaian dan kemakmuran nasional dengan meningkatkan hubungan antar-Korea.
Reuni keluarga berlangsung tanggal 20-25 Februari dan diadakan di dekat perbatasan di kawasan wisata Gunung Kumgang di Korea Utara.
Latihan militer dimulai tanggal 24 Februari dan berlangsung hingga bulan April.
Korea Utara menunda upaya terakhir acara reuni pada bulan September, dengan alasan latihan militer dan sikap bermusuhan Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan latihan militer itu merupakan persiapan bagi invasi, sementara Korea Selatan dan Amerika mengatakan mereka hanya memelihara kewaspadaan terkait provokasi dari Korea Utara.
Kedua Korea juga sepakat hari Jumat (14/2) untuk menghindari fitnah satu sama lain, sebagai bagian dari langkah-langkah membangun kepercayaan.
Korea Utara menuntut dihentikannya laporan-laporan media Korea Selatan tentang apa pun yang dianggap menghina pemimpin Kim Jong Un atau sistem politik negara itu.