Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan ia menargetkan denuklirisasi Semenanjung Korea sebelum akhir masa jabatan pertama Presiden Donald Trump pada awal 2021, sehingga mendorong ucapan terima kasih dari pemimpin Amerika itu.
Pembicaraan untuk melucuti arsenal nuklir Pyongyang itu mengalami kemacetan belakangan ini. Trump bulan lalu memerintahkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo agar tidak kembali ke Korea Utara untuk diskusi lebih lanjut.
Tetapi Trump menyambut baik pernyataan Kim hari Kamis (6/9), dengan menulis cuitan, “Kim Jong Un dari Korea Utara memproklamasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan terhadap Presiden Trump.’ Terima kasih Ketua Kim. Kita akan menyelesaikannya bersama-sama!”
Belum ada pengumuman segera mengenai pembicaraan Korea Utara-Amerika Serikat. Pompeo, yang sedang melawat ke India, memberi penilaian yang lebih realistis mengenai perundingan nuklir itu.
Pompeo memuji Korea Utara karena tidak melakukan uji coba misil atau nuklir apapun sejak Juni lalu, tetapi menyebutnya sebagai “satu-satunya negara yang memiliki komitmen berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB” untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.
“Kami akan terus bekerja sama dengan mereka untuk mewujudkannya berdasarkan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dan agar Ketua Kim memenuhi komitmen-komitmennya kepada Presiden Trump di Singapura pada 12 Juni,” ujarnya.
Akan tetapi Pompeo menambahkan, “Masih banyak sekali tugas yang harus dilakukan. Tidak ada uji coba nuklir, tidak ada uji coba misil, ini kami anggap sebagai hal yang luar biasa.”
“Akan tetapi tugas meyakinkan Ketua Kim untuk melakukan perubahan strategis yang kami bicarakan, untuk masa depan rakyat Korea Utara yang lebih cerah, berlanjut.”
Pernyataan Trump dan Pompeo itu muncul sementara para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan menyatakan akan mengadakan pertemuan puncak mereka yang ke-tiga di Pyongyang pada 18 hingga 20 September mendatang. [uh]