Korea Selatan, Sabtu (24/11) mengatakan Dewan Keamanan PBB memberi pengecualian sanksi-sanksi yang akan memperbolehkan pelaksanaan survei jalur kereta api Korea Utara yang akan tersambung hingga ke Korea Selatan.
Survei ini mengharuskan Korea Selatan untuk membawa bahan bakar dan beragam barang ke Korea Utara, termasuk gerbong-gerbong kereta untuk diuji di jalur bagian utara itu.
Kedua Korea berencana melangsungkan upacara peletakan batu pertama selambat-lambatnya pada akhir tahun ini, suatu proyek ambisius untuk menghubungkan jalur kereta api dan jalan raya kedua negara sebagaimana disetujui pemimpin-pemimpin mereka.
Tetapi selain survei dan pemotongan pita itu, kedua Korea tidak dapat bergerak lebih jauh tanpa pencabutan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara yang didorong oleh Amerika, yang tampaknya tidak akan dicabut sebelum Korea Utara menunjukkan langkah-langkah yang lebih tegas terhadap niat mewujudkan denuklirisasi.
Rencana untuk memodernkan jalur kereta api dan jalan raya Korea Utara yang sudah ketinggalan jaman, dan menghubungkan mereka dengan Korea Selatan, merupakan sebagian dari banyak perjanjian yang dicapai oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang tahun ini sudah tiga kali melakukan pertemuan di tengah seruan diplomatik untuk meredakan ketegangan terkait program nuklir Korea Utara.
Kim juga telah bertemu dengan Presiden Amerika Donald Trump di Singapura 12 Juni lalu dimana mereka mengeluarkan pernyataan tentang Semenanjung Korea yang bebas nuklir, meskipun tidak menjabarkan bagaimana atau kapan hal itu akan terwujud. [em]