Tautan-tautan Akses

Korsel Lepaskan Tembakan Peringatan setelah Tentara Korut Langgar Perbatasan Darat


Tentara Korea Selatan, mengenakan helm, bersiap melintasi Garis Demarkasi Militer sementara tentara Korea Utara berdiri di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) di Cheorwon, 12 Desember 2018. (Foto: via AP)
Tentara Korea Selatan, mengenakan helm, bersiap melintasi Garis Demarkasi Militer sementara tentara Korea Utara berdiri di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) di Cheorwon, 12 Desember 2018. (Foto: via AP)

Pasukan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan setelah puluhan tentara Korea Utara sempat melanggar perbatasan yang tegang awal pekan ini, kata militer Korea Selatan pada Selasa (11/6).

Pertumpahan darah dan konfrontasi kekerasan kadang-kadang terjadi di perbatasan Korea yang dijaga ketat, yang disebut Zona Demiliterisasi (DMZ).

Meskipun insiden pada hari Minggu itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua Korea, para pengamat mengatakan hal itu tidak akan berkembang menjadi sumber permusuhan karena Korea Selatan yakin Korea Utara tidak dengan sengaja melakukan intrusi perbatasan dan Korea Utara juga tidak membalas tembakan itu.

Pada pukul 12.30, Minggu waktu setempat, puluhan tentara Korea Utara yang terlibat dalam sebuah pekerjaan konstruksi di sisi utara perbatasan melintasi garis demarkasi militer yang membagi dua negara, kata kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Tentara Korea Utara, atas, melintasi Garis Demarkasi Militer di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) untuk memeriksa pos penjagaan Korea Selatan yang dibongkar, 12 Desember 2018. (Foto: via Reuters)
Tentara Korea Utara, atas, melintasi Garis Demarkasi Militer di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) untuk memeriksa pos penjagaan Korea Selatan yang dibongkar, 12 Desember 2018. (Foto: via Reuters)

Para tentara Korea Utara yang membawa peralatan konstruksi itu – beberapa di antaranya bersenjata – segera kembali ke wilayah mereka setelah militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan mengeluarkan siaran peringatan, kata kantor itu. Kantor tersebut mengatakan bahwa Korea Utara tidak melakukan aktivitas mencurigakan lainnya.

Militer Korea Selatan menilai tentara Korea Utara tampaknya tidak sengaja melintasi perbatasan karena lokasi tersebut merupakan kawasan hutan dan tanda garis demarkasi milter (MDL) di sana tidak terlihat jelas, kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Lee Sung Joon kepada wartawan.

Lee tidak memberikan rincian lebih lanjut. Namun laporan media Korea Selatan mengatakan bahwa sekitar 20-30 tentara Korea Utara telah memasuki wilayah Korea Selatan sekitar 50 meter setelah mereka tersesat. Laporan tersebut menyebutkan sebagian besar tentara Korea Utara itu membawa beliung dan peralatan konstruksi lainnya.

DMZ sepanjang 248 kilometer dan selebar 4 kilometer itu adalah perbatasan dengan persenjataan paling padat di dunia. Diperkirakan 2 juta ranjau tersebar di dalam dan dekat perbatasan, yang juga dijaga oleh pagar kawat berduri, perangkap tank, dan pasukan tempur di kedua sisi. Semua ini adalah warisan Perang Korea tahun 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Pada hari Minggu, Korea Selatan melanjutkan siaran propaganda anti-Pyongyang dari pengeras suara perbatasannya sebagai tanggapan terhadap peluncuran balon-balon yang membawa kotoran dan sampah yang melintasi perbatasan baru-baru ini oleh Korea Utara. Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah memasang pengeras suara di perbatasan sebagai respons, tetapi belum menyalakannya.

Korea Utara mengatakan kampanye balon tersebut merupakan respons terhadap peluncuran balon yang dilakukan oleh aktivis Korea Selatan untuk menyebarkan selebaran propaganda yang mengkritik pemerintahan otoriter pimpinan Kim Jong Un, stik USB yang berisi lagu-lagu K-pop dan video drama Korea Selatan, serta barang-barang lainnya.

Korea Utara sangat sensitif terhadap kritik dari luar terhadap sistem politiknya sementara sebagian besar dari 26 juta penduduknya tidak memiliki akses resmi terhadap berita asing. Pada Minggu malam, saudara perempuan Kim dan pejabat senior, Kim Yo Jong, memperingatkan “respon baru” jika Korea Selatan terus menyiarkan propaganda melalui pengeras suara dan menolak menghentikan kampanye sipilnya.

Saling balas dendam terkait pengeras suara dan balon – keduanya merupakan perang psikologis ala Perang Dingin – telah memperdalam ketegangan antara kedua Korea sementara perundingan mengenai ambisi nuklir Korea Utara terhenti selama bertahun-tahun. [ab/ns]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG