Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menginginkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk ikut memantau penutupan fasilitas uji coba nuklir Punggye-ri milik Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjanji untuk menutup fasilitas uji coba nuklirnya selambatnya akhir Mei.
Pejabat Korea Selatan mengatakan hari Minggu (29/4) bahwa Kim berencana mengundang para ahli dan wartawan dari Seoul dan Amerika Serikat untuk memantau penutupan fasilitas tersebut.
Baca juga: Korut akan Undang Pakar dan Wartawan Asing ke Sarana Nuklir
Presiden Moon Jae-in, Kim Eui-Kyeom, mengatakan kepada wartawan dalam percakapan melalui telepon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, Selasa (1/5) bahwa Presiden Kim menyatakan harapannya agar PBB bersedia membantu memantau penutupan fasilitas tersebut. Menurut Kim Eui-Kyeom, Guterres menanggapi positif harapan itu.
"Sekjen PBB Guterres mengatakan, permohonan itu harus melalui persetujuan Dewan Keamanan PBB namun ia menyatakan ingin bekerja sama untuk membangun perdamaian di Semenanjung Korea. Guterres juga mengatakan ia akan menunjuk seorang pejabat PBB yang bertanggung jawab atas pengawasan senjata untuk bekerja sama dengan Korea Selatan," paparnya.
Perkembangan ini merupakan bagian dari gelombang diplomasi yang termasuk pertemuan puncak antara Moon dan Kim dan pembicaraan yang direncanakan antara Presiden Kim dan Presiden Amerika Donald Trump.
"Bertemu dengan pemimpin Korea Utara di Zona Demiliterisasi akan 'menarik'," kata Trump kepada para wartawan, Senin (30/4), beberapa jam setelah dia mengirim cuitan lewat Twitter bahwa dia ingin mengadakan pertemuan puncak dengan Kim di 'Rumah Perdamaian/Gedung Kebebasan' di perbatasan Korea Selatan-Korea Utara.
“Kami mempertimbangkan berbagai negara, termasuk Singapura, dan kami juga berbicara tentang kemungkinan DMZ,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih pada akhir konferensi pers dengan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari. [lt/ds]