Tautan-tautan Akses

Korsel: Pria yang Dibunuh Korut Berencana Membelot ke Pyongyang


Seorang pria berjalan dengan bendera nasional besar yang dicetak di dinding di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 26 Oktober 2016. (Foto: AP/Lee Jin-man)
Seorang pria berjalan dengan bendera nasional besar yang dicetak di dinding di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 26 Oktober 2016. (Foto: AP/Lee Jin-man)

Korea Selatan, Selasa (29/9), menyatakan pejabat pemerintah negara itu yang dibunuh sejumlah tentara Angkatan Laut Korea Utara berencana membelot ke Korea Utara. Pria yang dililit utang judi ini berusaha menyeberangi perairan perbatasan ke Korea Utara dengan bantuan jaket pelampung dan peralatan mengapung.

Yoon Seong-hyun, seorang pejabat Garda Pantai Korea Selatan, mengatakan, dalam sebuah konferensi pers yang ditayangkan televisi, hanya kecil kemungkinannya pria tersebut terjatuh dari kapal atau berusaha bunuh diri, karena ia mengenakan jaket pelampung ketika ditemukan di perairan Korea Utara, pekan lalu.

Yoon mengatakan, arus pasang surut pada saat itu tidak memungkinkan ia terhanyut ke perairan Korea Utara. Pria itu, jelasnya, memang sengaja berenang ke perairan Korea Utara.

Yoon menegaskan, kesimpulan Garda Pantai didasarkan pada analisis arus pasang surut, kunjungan ke kapal pemerintah yang ditumpangi pria itu sebelum menghilang, penyelidikan mengenai kondisi keuangannya, dan pertemuan dengan para pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Tidak jelas apakah pengumuman Korea Selatan ini akan menghentikan pertanyaan-pertanyaan mengenai mengapa pria berusia 47 tahun itu berada di perairan Korea Utara. Sejumlah pejabat Garda Pantai sebelumnya menyebutkan, pria itu dililit utang bernilai sekitar $ 282 ribu (Rp 4,17 miliar), di mana 80 persen di antaranya berasal dari judi.

Korea Selatan menuduh Korea Utara menembak mati pria itu dan membakar jasadnya. Korea Utara mengakui bahwa sejumlah tentaranya memang membunuh pria itu karena menolak menjawab pertanyaan dan berusaha melarikan diri. Korea Utara mengatakan, para tentara itu hanya membakar peralatan mengapung pria tersebut.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan permintaan maaf yang jarang dilakukannya atas kematian pria tersebut, namun pemerintahnya belum mengukuhkan bahwa pria itu berusaha membelot.

Penembakan terhadap pria itu memicu badai politik di Korea Selatan. Para tokoh konservatif melancarkan serangan politik sengit terhadap Presiden Moon Jae-in yang liberal, yang menginginkan hubungan yang lebih luas dengan Korea Utara. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG