Pihak kepolisian Busan, Korea Selatan, Senin (22/7), menangkap enam warga Korsea Selatan yang diduga menerobos masuk sebuah fasilitas diplomatik Jepang di Korea Selatan, dan menggelar demonstrasi anti-Tokyo di sana.
Insiden itu berlangsung di tengah-tengah sentimen anti-Jepang yang berkembang di Korea Selatan menyusul meruncingnya pertikaian dagang dan politik antara kedua negara. Jumat pekan lalu, seorang pria Korea Selatan berusia 78 tahun tewas setelah melakukan aksi bakar diri dekat Kedubes Jepang di Seoul.
Keenam tersangka, perempuan dan laki-laki itu, sebelumnya diberi akses sementara untuk memasuki Konsulat Jepang di Busan, Senin pagi, setelah mengungkapkan keinginan mereka untuk mengunjungi perpustakaan di sana. Namun, setelah berada di dalam perpustakaan, mereka ke luar halaman konsulat sambil membawa spanduk yang bertuliskan “Abe Harus Minta Maaf”, yang merujuk ke PM Jepang Shinzo Abe.
Menurut polisi di Busan, para pendemo itu juga meneriakan slogan-slogan yang mengecam keputusan Jepang untuk memperketat kontrol ekspor atas sejumlah barang berteknologi tinggi.
Tidak ada insiden kekerasan dilaporkan terjadi. Polisi menahan keenam orang itu atas tuduhan menerobos konsulat secara ilegal. Polisi mengatakan, keenam orang itu diizinkan masuk untuk mengunjungi perpustakaan dan bukan melangsungkan demonstrasi.
Kantor berita Yonhap mengatakan, keenam orang tersebut merupakan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi anti-Jepang yang baru dibentuk di Busan. [ab/uh]