Tautan-tautan Akses

Korut Bersumpah Lakukan Pembalasan Terkait Tuduhan AS


Penasihat Keamanan Dalam Negeri untuk Gedung Putih, Tom Bossert dan Asisten Kantor Keamanan Dalam Negeri Bidang Keamanan Siber dan Komunikasi, Jeanette Manfra dalam konferensi pers terkait Korea Utara dan serangan siber WannaCry, di Gedung Putih di Washington, AS, 19 Desember 2017. (Foto: dok).
Penasihat Keamanan Dalam Negeri untuk Gedung Putih, Tom Bossert dan Asisten Kantor Keamanan Dalam Negeri Bidang Keamanan Siber dan Komunikasi, Jeanette Manfra dalam konferensi pers terkait Korea Utara dan serangan siber WannaCry, di Gedung Putih di Washington, AS, 19 Desember 2017. (Foto: dok).

Korea Utara mengatakan, Kamis (21/12), tuduhan AS bahwa negara itu mendalangi serangan besar virus komputer baru-baru ini merupakan provokasi politik dan bersumpah akan membalas dendam.

Penasehat Keamanan Dalam Negeri AS Tom Bossert menulis di Wall Street Journal, Senin (18/12), Korea Utara akan diminta pertanggungjawabannya atas serangan virus WannaCry Mei lalu terhadap ratusan ribu komputer di berbagai penjuru dunia. Serangan itu juga melumpuhkan sebagian sistem layanan kesehatan Inggris.

Dalam pernyataan yang dipublikasikan media pemerintah, Kementerian Luar Negeri Korea Utara berulangkali menyatakan, Pyongyang tidak ada kaitannya dengan serangan itu, dan tidak akan mentoleransi tuduhan ceroboh AS. Meski demikian, pernyataan tersebut tidak mengungkap bagaimana wujud pembalasan Korea Utara.

Seorang juru bicara kementerian itu, yang dirahasiakan namanya, mengatakan, pemerintahan Trump memicu suasana konfrontasi di Semenanjung Korea yang saat ini sedang dalam persimpangan antara perang nuklir dan perdamaian.

Para pejabat Amerika hari Selasa (19/12) mengatakan Korea Utara telah diidentifikasi sebagai negara asal serangan dunia maya yang menyebabkan kerusakan signifikan pada jaringan komputer berbagai organisasi di Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru dan Jepang dalam setahun terakhir. Para pakar dunia maya sepakat bahwa Korea Utara menggunakan virus WannaCry untuk mengambil data dari sekitar 230.000 komputer di lebih dari 150 negara.

Korea Utara juga dipersalahkan karena mencuri cryptocurrency atau mata uang kripto, yakni alat pembayaran digital seperti bitcoin. Gedung Putih mengatakan Korea Utara akan bertanggung jawab atas aktivitas kejahatannya di dunia maya. [ab/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG