Korea Utara telah membuka kembali saluran komunikasi lintas perbatasan dengan Korea Selatan, isyarat signifikan pertama yang menunjukkan bahwa kedua negara yang bersaingan sengit ini berusaha memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan yang meningkat.
Sejumlah pejabat Korea Selatan mengatakan, Seoul telah menerima sebuah panggilan telepon dari sejawat mereka di Korea Utara melalui saluran komunikasi yang berbasis di desa perbatasan Panmunjom yang terletak di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Saluran komunikasi itu telah dibiarkan tidak berfungsi sejak Februari 2016 setelah Seoul menarik diri dari kompleks industri bersama kedua negara sebagai tanggapan atas uji nuklir dan misil balistik Korea Utara yang berlanjut.
Rin Sion-gwon, ketua badan Korea Utara yang menangani hubungan antar-Korea, mengatakan melalui kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, negaranya berusaha untuk berhubungan dengan Korea Selatan dengan pendirian yang tulus dan sikap yang jujur.
Mendadak mencairnya hubungan yang beku antar kedua Korea berawal Senin (1/1), setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memanfaatkan pidato Tahun Barunya untuk menyerukan diadakannya pembicaraan langsung dengan Seoul dan mengumumkan kesediaannya untuk mengutus tim perunding ke Korea Selatan sebelum Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang bulan depan.
Seoul menanggapi, Selasa (2/1), dengan menawarkan pembicaraan dengan para diplomat Korea Utara pekan depan, tepatnya tanggal 9 Januari, di Panmunjom. Pertemuan itu akan menjadi pembicaraan tingkat tinggi pertama antara Seoul dan Pyongyang sejak Desember 2015.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyambut usulan pembicaraan itu, namun bersikeras menyatakan bahwa perbaikan hubungan antar Korea hanya akan terjadi bila Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya. [ab/uh]