Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo menuju ke Asia Tenggara, Australia dan Mikronesia, dan tidak mengesampingkan pembicaraan tingkat kerja dengan para pejabat Korea Utara di sela-sela pertemuan regional ASEAN di Thailand minggu ini. Ketegangan dengan China juga kemungkinan besar akan menjadi tema utama.
Thailand adalah pemberhentian pertama bagi Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, di mana dia akan memimpin pertemuan AS-ASEAN pada hari Kamis (1/8), untuk membahas visi bersama tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Tetapi, pertanyaan-pertanyaan seputar potensi pembicaraan dengan Korea Utara tampaknya mengikuti Pompeo ke mana pun dia pergi.
Mengenai kemungkinan pembicaraan dengan para pejabat Korea Utara, dia menyatakan, “Saya akan berada di Bangkok selama beberapa hari. Kami berharap bisa segera memulai diskusi tingkat kerja.”
Berbicara kepada VOA, juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus mengatakan tidak bisa memastikan atau mengesampingkan akan adanya pembicaraan dengan para pejabat Korea Utara.
“Anda tahu, negosiasi kita dengan Korea Utara merupakan hal yang paling sensitif yang harus kita lakukan di mana pun di dunia. Jadi jelas kita akan terus berbicara dengan sekutu-sekutu kita yang menghadapi masalah ini dengan sungguh-sungguh, bukan? Apakah itu Korea Utara, China, atau sejumlah masalah di Asia Tenggara,” kata Morgan Ortagus.
Morgan Ortagus mengatakan kepada VOA bahwa Laut China Selatan adalah isu lain yang menjadi perhatian, di mana China telah menyatakan kepemilikan atas wilayah luas yang melanggar hukum internasional, menurut Amerika dan negara-negara lain.
Juru bicara Departemen Luar Negeri itu menambahkan, “Dan tentu saja terkait dengan perairan internasional, kami memiliki komitmen kuat bahwa kapal-kapal kita akan mengarungi perairan internasional dan pesawat-pesawat udara kita akan terbang di atas perairan internasional sesuai dengan hukum internasional di mana pun kami anggap perlu.”
Perjalanan itu dilakukan selagi para perunding Amerika Serikat dan China melanjutkan pembicaraan perdagangan di Shanghai. Presiden Donald Trump mengatakan ada kemungkinan China mengulur-ulur pembicaraan karena dia yakin China lebih suka berurusan dengan presiden dari Partai Demokrat.
“Mereka akan senang jika saya dikalahkan supaya mereka bisa berurusan dengan seseorang seperti Elizabeth Warren atau ‘si tukang kantuk’ Joe Biden atau siapa pun di antara mereka. Karena dengan begitu mereka akan dibiarkan dan dapat terus mencurangi negara kita seperti yang telah mereka lakukan. selama 30 tahun terakhir,” jelasnya.
Presiden Trump memperingatkan para pemimpin China jika mereka menunggu sampai mereka mengetahui apakah dia memenangkan lagi pemilihan, maka syarat-syarat negosiasi mana pun akan jauh lebih berat dalam masa jabatan kedua yang mungkin akan diperolehnya. [lt/uh]