Media pemerintah Korea Utara mengecam Joe Biden dan menyebutnya bodoh. Pernyataan itu merupakan pernyataan berarti pertama Pyongyang terkait pemilu presiden 2020.
Pernyataan KCNA itu muncul menyusul kecaman Pyongyang terhadap Biden yang baru-baru ini menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebagai preman dan diktator.
Meski demikian, banyak pengamat menilai, pernyataan KCNA itu bukanlah dukungan resmi terhadap Presiden Donald Trump untuk pemilu tahun depan. Media Korea Utara sering mengumbar amarah kepada para pemimpin dunia yang mengecam anggota keluarga Kim yang berkuasa.
Menurut Leif-Eric Easley, dosen di Universitas Ewha di Seoul, yang menarik kali ini adalah bahwa Korea Utara mungkin menyerang apa yang mereka anggap saingan utama Trump sehingga terkesan mendukung Trump.
Jajak-jajak pendapat menunjukkan, Biden memimpin dalam persaingan di kubu Partai Demokrat untuk pemilu presiden 2020, seperti halnya Trump di kubu Partai Republik.
Ini bukan kali pertama media Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang seolah mendukung Trump. Pada pemilu presiden 2016, sebuah editorial di DPRK Today, media Korea Utara yang berbasis di China, menyebut Trump bijak dan berpandangan jauh ke depan, sementara mengecam saingannya, Hillary Clinton, sebagai orang yang membosankan.
Meski Korea Utara mengambil sikap yang lebih agresif terhadap Korea Utara, media pemerintah negara itu bersikap hati-hati dalam mengkritik Trump. Seorang pejabat Korea Utara mengatakan, hubungan Kim dan Trump masih berlangsung “bagus”, meski pembicaraan nuklir tidak berjalan mulus. Korea Utara malah mengencam para pejabat di pemerintahan Trump seperti Menlu AS Mike Pompeo dan Penasehat Keamanan nasional John Bolton. [ab]