Korea Utara, Jumat (23/8) memperingatkan bahwa negara itu “siap untuk berdialog atau berkonflik” dengan Amerika Serikat, seraya memperingatkan bahwa Pyongyang telah memberi Washington “cukup waktu” untuk mengubah pendekatannya terhadap pembicaraan nuklir yang macet.
Dalam pesan yang dimuat di kantor berita KCNA, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho juga mengatakan akan terjadi “miskalkulasi” jika Washington memberlakukan sanksi-sanksi lagi terhadap Pyongyang.
“Kami telah memberi penjelasan cukup banyak untuk dipahami pihak Amerika dan kami telah memberinya cukup waktu hingga kesabaran maksimum,” kata Ri. “Kami siap untuk berdialog dan juga berkonflik.”
Pernyataan itu juga memperingatkan bahwa Korea Utara dapat “tetap menjadi ancaman terbesar bagi Amerika” untuk waktu lama.
Ini adalah indikasi terbaru Korea Utara mungkin tidak akan memulai pembicaraan dalam waktu dekat, meskipun mengisyaratkan negara itu mungkin akan melakukannya setelah latihan militer terbaru Amerika Serikat-Korea Selatan, yang berakhir pekan ini.
Presiden Amerika Donald Trump mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menjanjikan dalam sepucuk surat pribadi akan berhenti meluncurkan misil dan memulai perundingan segera setelah putaran terbaru latihan bersama itu berakhir.
Latihan itu berakhir Selasa. Tetapi bukannya memulai pembicaraan, Korea Utara mengeluh latihan itu berlangsung juga. Korea Utara juga menyatakan ketidaksenangan mengenai akusisi jet-jet tempur Amerika oleh Korea Selatan baru-baru ini. [uh/lt]