Ribuan orang Korea Utara memenuhi stadion raksasa May Day Pyongyang pada hari Kamis (5/1) dalam unjuk dukungan bagi Partai Pekerja yang berkuasa dan pemimpin Kim Jong Un.
Televisi Korea Utara menayangkan acara itu pada Jumat (6/1). Sudah biasa bagi media Korea Utara untuk melaporkan berita sehari setelah suatu peristiwa terjadi.
Kim Jong Un tidak terlihat di stadion, dan PM Kim Tok Hun adalah pemimpin senior yang mengawasi massa yang membawa spanduk serta plakat berisikan slogan yang memuji pemimpin dan kebijakan negara itu.
Pihak berwenang Korea Utara biasanya menyelenggarakan rapat umum besar-besaran seperti itu di Pyongyang pada pekan pertama tahun baru.
Pada masa pemerintahan pemimpin sebelumnya, Kim Jong Il, Korea Utara biasanya menerbitkan “editorial bersama” di media pemerintah, disusul dengan rapat umum untuk menunjukkan dukungan.
Pemimpin yang sekarang, Kim Jong Un, menghidupkan kembali tradisi kakeknya, berpidato pada tahun baru, setelah ia mulai berkuasa pada akhir 2011.
Tetapi dalam tahun-tahun terakhir ini Kim Jong Un telah memilih untuk menyampaikan pidato tahunannya pada pertemuan akhir tahun Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara.
Korea Utara berencana menandai peringatan-peringatan penting pada 2023, dan plakat pada rapat umum itu menandai hal tersebut, di antaranya peringatan 75 tahun berdirinya negara itu pada tahu 1948, dan 70 tahun peringatan berakhirnya Perang Korea pada 1953.
Perang itu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian. Juga ada kemungkinan peringatan militer besar pada Februari.
Massa pada rapat umum itu mengenakan masker wajah.
Korea Utara adalah negara pertama di dunia yang menutup perbatasannya terkait pandemi COVID pada Januari 2020, dan belum mengumumkan secara terbuka rencana untuk membuka kembali perbatasan. [uh/ab]
Forum